Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

100 Dokter Paru Terinfeksi dan 5 Meninggal Akibat Covid-19, Ini 3 Faktor Risikonya

Disampaikan oleh Ketua Pengurus Pusat PDPI, Dr dr Agus Dwi Susanto SpP(K) bahwa 100 dokter terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 tersebut didapatkan dari hasil tes swab (PCR).

"Ada yang masih dalam perawatan dan isolasi mandiri 10 orang. Tapi, sebagian besar sudah sembuh dan beraktivitas kembali," kata Agus kepada Kompas.com, Selasa (5/1/2021).

Sementara itu, dari 5 dokter paru yang telah meninggal dunia diketahui 1 berasal dari Aceh, 2 dari Medan, 1 dari Kalimantan Selatan, dan 1 dokter lainnya berasal dari DKI Jakarta.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan tingginya penularan infeksi Covid-19 di kalangan dokter?

Berikut 3 faktor risiko penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di kalangan dokter paru.

1. Pelayanan kesehatan non rujukan Covid-19

Agus menjelaskan, bahwa sebenarnya sumber penularan Covid-19 banyak dan berdasarkan hasil analisis PDPI maupun Ikatan Dokter Indonesia (IDI), faktor penularannya bisa terjadi di beberapa tempat.

"Penularan itu jelas di rumah sakit (RS), bisa terjadi saat kita melakukan pelayanan, terutama saat kita berpraktik di tempat yang tidak melayani pasien Covid-19 (bukan rujukan)," kata Agus.

Penularan di pelayanan kesehatan bukan rujukan Covid-19 disebutkan cenderung lebih banyak daripada rumah sakit rujukan Covid-19.

Hal ini dikarenakan, peraturan di poliklinik atau rs non-rujukan Covid-19 tidak terlalu masif atau ketatnya peraturan serta alat pelindung diri (APD) yang digunakan.

"Kalau di RS rujukan Covid-19 kan pengaturannya jelas, juga tahu kebanyakan pasien adalah suspek atau terkonfirmasi (positif Covid-19), jadi APD yang digunakan APD level tertinggi".

"Kalau di poliklinik, atau RS tidak khusus Covid-19 (bukan rumah sakit rujukan), bisa jadi APD level 2," imbuhnya.

Terlebih lagi seperti diketahui, saat ini Covid-19 itu penyakit 1000 wajah, di mana gejala-gejala pasien Covid-19 itu sangat beragam.

Sehingga, gejala seperti diare, mulas, pusing ataupun gatal dan ruam pada kulit yang bisa menjadi gejala terinfeksi Covid-19, seringkali tak disadari oleh pasien maupun tenaga medis. 

Alhasil, tingkat kewaspadaan kemungkinan agak kendur dan menyebabkan penularan Covid-19.


2. RS rujukan Covid-19

Meskipun pusat pelayanan kesehatan non-rujukan Covid-19 disebut tinggi risiko penularannya, bukan berarti RS rujukan Covid-19 tidak ada risiko transmisi.

"Ada yang terdeteksi di RS rujukan, bisa saja terjadi penularan antar-staf, antar-sejawat dokter, antar staf-dokter, itu bisa saja terjadi," ujarnya.

Penularan Covid-19 di RS juga kemungkinan rentetan dari penularan yang terjadi oleh para tenaga menis dan kesehatan, saat di rumahnya masing-masing.

Kemudian, penularan dari rumah tadi terbawa ke RS dan akhirnya menular di RS kepada teman-teman yang lain.

"Tapi penularan di fasilitas pelayanan kesehatan ada banyak faktornya," ucap dia.

Selain itu, risiko tertinggi tenaga medis terinfeksi virus SARS-CoV-2 adalah pada saat melepaskan APD.

Di mana pada APD yang akan dilepas tersebut sangat mungkin ada virus SAR- CoV-2 penyebab Covid-19 yang masih tertempel di sana.

3. Klaster keluarga

Risiko penularan lainnya adalah di klaster keluarga.

Seperti disebutkan sebelumnya, para tenaga medis dan kesehatan ini juga ada kemungkinan terinfeksi Covid-19 saat berada di rumahnya sendiri.

Mekanisme yang terjadi bisa saja dengan adanya anggota keluarga yang masih harus bepergian untuk bekerja dan melakukan beberapa aktivitas di luar rumah.

Lantas, ketika pulang, umumnya semua anggota keluarga bercengkerama dan berkumpul tanpa mengenakan masker.

Jika ada anggota keluarga yang ternyata Orang Tanpa Gejala (OTG) meskipun belum pernah di tes PCR, itu masih mungkin menularkan kepada anggota keluarga yang lain.

"Ada yang tidak terinfeksi di tempat pelayanan kesehatan (RS), tetapi orang di rumah bisa saja terinfeksi dan menularkan ke mereka, bisa saja dan itu juga ada laporannya," tuturnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/05/200500523/100-dokter-paru-terinfeksi-dan-5-meninggal-akibat-covid-19-ini-3-faktor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke