Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diagnosis Nokturia, Kondisi Beser di Malam Hari

KOMPAS.com- Jika Anda merasa sering mengalami buang air kecil atau berkemih (beser) pada malam hari selama periode tidur, bisa jadi Anda mengidap nokturia.

Maka, para ahli mengingatkan agar Anda tidak mendiamkannya saja dan segeralah untuk memeriksakan diri ke dokter.

Sebab, Ketua Indonesia Society of Female and Functional Urology (INA-SFFU), dr Harrina Erlianti Rahardjo SpU(K) PhD mengatakan bahwa gangguan nokturia atau awam menyebutnya beser di malam hari ini dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Pada studi atau survei LUTS 2020, prevalensi dan faktor risiko nokturia di Indonesia yang melibatkan 1.555 subjek dari 7 kota di Indonesia menunjukkan, prevalensi nokturia sebesar 61,4 persen.

Di mana dari total prevalensi nokturia tersebut 61,4 persen dilaporkan pada laki-laki dan 38,6 persen pada perempuan.

Sementara, usia rata-rata pada penelitian tersebut adalah 57 tahun dengan rentang usia 18-92 tahun, dan kasus nokturia didapatkan terbanyak pada kelompok umur 55-65 tahun.

Dalam diskusi yang bertajuk Jangan Diamkan Nokturia dan Nokturnal Enuresis tersebut, Harrina berkata, ada banyak sekali hal yang bisa terdampak dari kondisi penyakit nokturia ini.

Jika di malam hari beser atau keseringan berkemih terjadi, maka kualitas tidur Anda juga akan terganggu, yang nantinya akan berpeluang menyebabkan beberapa hal berikut.

  • Gangguan mood
  • Gangguan memori dan fungsi kognitif
  • Gangguan bekerja.
  • Risiko jatuh, kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja
  • Risiko penyakit jantung dan diabetes
  • Risiko depresi
  • Penurunan sistem imun

Perlu diingat bahwa tidak semua kondisi seringnya buang air kecil atau berkemih saat malam hari adalah nokturia.

Sebab, seringnya berkemih yang termasuk kategori penyakit nokturia adalah ketika Anda sudah benar-benar tidur dan diikuti perasaan atau keinginan untuk buang air kecil, bahkan tidak hanya satu kali terjadi selama periode tidur Anda di malam hari itu.

Selain itu, keseringan berkemih ini juga tidak disebut nokturia jika terjadi sebelum Anda tidur atau ketika siang hari.

Berikut beberapa gejala seseorang dapat didiagnosis menderita nokturia.

  • Buang air kecil lebih dari sekali pada malam hari yang diikuti tidur
  • Buang air kecil dengan volume lebih banyak (jika terdapat poliura)
  • Lemas dan kurang tidur akibat berkemih malam hari yang mengganggu siklus tidur

Oleh karena itu, penting sekali bagi Anda yang merasakan gejala-gejala nokturia dan mengurangi risiko dari dampak kualitas hidup.

Diagnosis nokturia

Harrina berkata, guna memastikan kondisi nokturia dokter akan melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan, yang umumnya terdiri dari:

1. Anamnesis

Pertama-pertama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien sehubungan dengan keluhan yang dirasakan terkait nokturia.

Anamnesis ini dilakukan dengan sistem skor terkait beberapa hal berikut.

  • Gejala LUTS
  • Kencing berdarah
  • Nyeri saat kencing
  • Masalah jantung (udem tungkai atau mata kaki)
  • Masalah pernapasan (sesak)
  • Gangguan persarafan
  • Masalah ginekologi
  • Kebiasaan makan dan minum
  • Obat-obatan yang memengaruhi diuresis
  • Permasalahan psikis

2. Catatan harian berkemih

Pemeriksaan atau analisis catatan harian berkemih juga menjadi salah satu yang akan dievaluasi oleh dokter.


Adapun, yang akan Anda catat dalam catatan harian berkemih lengkap dengan jam yakni; 

  • Jenis dan banyak minum
  • Berapa kali dan jumlah urin saat buang air kecil
  • Jumlah Anda mengompol
  • Apakah terasa kebelet tidak tertahankan? Bisa iya atau tidak
  • Aktivitas yang sedang dilakukan seperti bersin, olahraga, dan lain sebagainya

Jika Anda ingin mudah melakukan catatan harian, Harrina merekomendasikan aplikasi bernama 'Catatan Harian Berkemih Elektronik'.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan Indeks Massa Tubuh (IMT/BMI), tanda vital, jantung, paru, abdomen, tanda-tanda atrofi vagina, pembesaran liver dan kandung kemih yang penuh, serta pemeriksaan prostat dan organ panggul.

Selain itu juga dalam pemeriksaan fisik juga dilakukan adalah pemeriksaan pembengkakan pada kaki ataupun mata kaki juga perlu dievaluasi.

4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan meliputi pemeriksaan protein spesifik antigen (SPA) untuk prostat, fungsi ginjal, elektrolit, gula darah, uroflowmetri, residu berkemih dan juga analisa urin.

"Bila diperlukan pemeriksaan hormon seks, fungsi tiroid, sisa urine pascaberkemih, dan elektrokardiogram (rekam jantung) dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis nokturia dan penyebabnya," ucap Harrina.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/23/090000323/diagnosis-nokturia-kondisi-beser-di-malam-hari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke