Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serba serbi Hewan: Ikan di Aquarium Juga Bisa Keracunan, Ini Tandanya

KOMPAS.com - Air akuarium yang tidak ditangani dalam waktu lama dan kualitas air yang buruk dapat membuat ikan keracunan dan membuatnya sakit hingga mati.

Ada beberapa tanda dan penyebab yang bisa membuat ikan di aquarium keracunan. Mulai dari kualitas air, keracunan amonia, keracunan nitrit, hingga keracunan karbondioksida.

Begini penjelasannya seperti dikutip dari Algone.

Tanda ikan keracunan

Zat beracun akan bersentuhan dengan insang, bukan kulit ikan. Hal ini yang memungkinkan racun bekerja sangat cepat karena bisa masuk ke tubuh melalui aliran darah ikan. Keracunan apapun akan membuat ikan menjadi lemah dan rentan terkena penyakit.

Tingkat toksisitas bergantung pada spesies, ukuran, dan laju metebolisme ikan. Metabolisme ikan lebih aktif di suhu yang lebih tinggi daripada di lingkungan yang lebih dingin, yang memungkinkan racun bertindak lebih cepat.

Jenis keracunan ikan

Keracunan amonia

Amonia sangat beracun bagi ikan apa pun, keracunan amonia termasuk pengaturan baru (siklus nitrogen), gangguan bakteri karena pemadaman listrik, pengobatan, dan pertukaran filter.

Perubahan dalam bio-load, yakni terlalu banyak ikan baru telah ditambahkan ke akuarium terlalu cepat juga bisa menyebabkan amonia.

Tanda ikan keracunan amonia adalah tidak bergerak, lesu, melayang-layang di dasar tangki, insang merah, dan nafsu makan kurang.

Dalam kasus tertentu, insang ikan dapat mengalami pendarahan baik internal maupun eksternal hingga kematian.

Pertolongan pertama bisa diberikan dengan menurunkan pH air menjadi 7.0 atau kurang dari itu.

Keracunan Nitrit

Nitrit kurang beracun dibandingkan amonia, tetapi masih menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi ikan, dan dapat mematikan dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu yang lama.

Ikan yang terengah-engah di permukaan air bisa menjadi tanda keracunan nitrit.

Nitrit memasuki aliran darah ikan dan mengikat sel hemoglobin, pembuluh pembawa oksigen di tubuh ikan. Dengan kata lain, kadar nitrit yang tinggi akan membuat ikan mati lemas.

Penyebab keracunan nitrit sama seperti yang dijelaskan dengan keracunan amonia. Satu sendok teh garam per 300 galon air dapat membantu ikan mengatasi racun nitrit.

Keracunan Karbondioksida

Tingkat karbondioksida (CO2) yang melebihi 25-30 ppm berbahaya bagi ikan.

Tanda-tanda umum keracunan CO2 adalah pernapasan yang meningkat dan lebih cepat, terengah-engah, dan perilaku berenang yang mengejutkan hingga semuanya menyebabkan ikan mati lemas.

Keracunan CO2 dapat disebabkan oleh kerusakan reaktor CO2, atau ketidakmampuan tanaman untuk menyerap CO2 jika penerangan tidak cukup.

Solusi cepat dan tahan lama adalah dengan menganginkan tangki melalui agitasi permukaan dan air-stone. Ini akan menyebabkan CO2 menghilang dari air.

Hidrogen Sulfit

Dalam kasus yang jarang terjadi, seperti kurangnya perawatan atau pemadaman listrik yang berkepanjangan, hidrogen sulfit dapat terbentuk di kerikil atau di dalam filter.

Hidrogen sulfit dapat dideteksi dari baunya yang seperti telur busuk. Hidrogen sulfit mengubah zat besi di dalam sel darah menjadi sulfida yang akan menyebabkan ikan mati lemas.

Tanda peringatan hidrogen sulfit sama dengan keracunan nitrit selain bau telur busuk air.

Pencegahan sangat penting, kerikil harus dibersihkan secara teratur. Jika terjadi pemadaman listrik, filter harus dibilas dengan baik, sebelum menyalakannya kembali. Ini akan membantu menghilangkan racun yang ada di filter, alih-alih mencucinya ke dalam tangki.

Klorin, Kloramin, Logam Berat

Ketiganya secara umum tidak menjadi perhatian karena air biasanya diolah dengan kondisioner sebelum digunakan, sehingga menghilangkan masalah ini sejak awal.

Sebagian besar air ledeng diolah dengan klorin, kloramin agar aman dikonsumsi manusia. Sayangnya, hewan peliharaan bisa keracunan klorin atau kloramin dengan tanda-tanda yang sama seperti yang terkait dengan keracunan nitrit.

Klorin atau kloramin mengiritasi insang dan menghalangi sel pembawa oksigen, sekali lagi menyebabkan mati lemas. Selain ikan yang terengah-engah, bau klorin dapat dideteksi.

Jika demikian, menambahkan pengondisi air sudah dekat, karena klorin dapat membunuh semua ikan dalam waktu 24 jam.

Konsentrasi logam berat yang tinggi dapat menyebabkan ikan mati mendadak tanpa adanya tanda peringatan. Kondisioner air yang baik juga akan menghilangkan logam berat di samping klorin.

Beberapa obat dan aditif akuarium mengandung tembaga, maka harus digunakan dengan hati-hati dan tidak boleh digunakan dalam jangka waktu lama.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/25/130200723/serba-serbi-hewan--ikan-di-aquarium-juga-bisa-keracunan-ini-tandanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke