Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hilang 80 Tahun, Rhododendron loerzingii Ditemukan Kembali di Indonesia

Oleh: Y. Michael Mambrasar

RHODODENDRON vireya merupakan salah satu kelompok tumbuhan penting di kawasan floristik Malesiana khususnya di pegunungan karena menjadi bagian dari kelompok penyusun vegetasi pada zona pegunungan hingga zona alpin. Keindahan bunganya telah menjadikannya sebagai salah satu tanaman hias populer di Eropa, Amerika, Australia dan juga New Zealand.

Sayangnya, tumbuhan ini belum dimanfaatkan dengan baik di Indonesia. Padahal, diperkirakan terdapat lebih dari 200 jenis Rhododendron yang tumbuh di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan 80 persennya merupakan tumbuhan endemik.

Sebagai peneliti yang bertanggung jawab melakukan penelitian pada kelompok tumbuhan ini, saya telah mendata semua informasi seperti jumlah jenis, sebaran maupun habitat baik yang ada di Indonesia maupun di luar. Terkait sebaran kelompok tumbuhan ini di pulau Jawa, sebenarnya juga telah terekam dengan baik melalui penelitian-penelitian yang telah dan masih terus dilakukan di pulau Jawa.

Selain itu, komunikasi juga dibangun dengan para pendaki untuk mendapatkan informasi keberadaan Rhododendron di setiap gunung yang didaki. Dari foto-foto lapangan yang diperoleh dari para pendaki, diketahui bahwa beberapa jenis Rhododendron masih eksis di habitat alaminya.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari spesimen di Herbarium Bogoriense dan juga literatur, diketahui bahwa terdapat tujuh spesies, satu varietas dan satu silangan di alam Rhododendron tersebar di pulau Jawa.

Adapun jenis Rhododendron yang tersebar di Jawa adalah Rhododendron javanicum (Blume) Benn, Rhododendron javanicum (Blume) Benn var. teysmanii (Miq.) Argent, Rhododendron malayanum jack, Rhododendron retusum (Blume) Benn, Rhododendron album Blume, Rhododendron citrinum (Hassk.) Hassk, Rhododendron zollingeri J.J.Sm.

Lalu, ada juga varietas Rhododendron loerzingii J.J.Sm., dan Rhododendron xwihelminae Hochf. yang merupakan silangan di alam antara R. javanicum dan R. malayanum.

Dari sembilan jenis yang tersebar di Jawa, Rhododendron loerzingii dan Rhododendron xwihelminae merupakan dua jenis yang menurut saya sangat menarik.

Kedua jenis ini sudah tidak ditemukan lagi di alam untuk waktu yang sangat lama. Bahkan, Rhododendron xwihelminae hanya dikenal melalui spesimen yang tersimpan di Swiss dan tidak pernah ditemukan lagi di alam.

Kembalinya Rhododendron loerzingii

Pada awal Oktober 2020, sekelompok pendaki dari PTPN IX/PG MODJO yang beranggotakan Taufan Rahmadi Aji, Dwi Hardiyanto, Dwi Hanggar Jito, Purna Irawan dan Agung Handono melakukan pendakian di salah satu gunung di Jawa.

Berkat komunikasi yang baik dengan peneliti di Pusat Penelitian Biologi-LIPI, kelompok ini berhasil menemukan satu jenis Rhododendron yang dalam pengamatan saya merupakan Rhododendron loerzingii, yaitu salah satu tumbuhan endemik Jawa yang selama ini dianggap telah punah di alam.

Anggapan ini didasarkan pada beberapa alasan: Pertama, Rhododenron loerzingii merupakan tumbuhan endemik Jawa yang sebarannya terbatas hanya di dua gunung dan tidak ada informasi tentang keberadaannya di alam sejak terakhir dikoleksi pada tahun 1927. Bahkan, eksplorasi LIPI pada tahun 2009 tidak menemukannya lagi di habitat alaminya.

Kedua, gunung-gunung yang menjadi habitat Rhododenron loerzingii saat ini rusak akibat kebakaran hutan dan perluasan lahan pertanian. Selain itu, berdasarkan hasil diskusi dengan peneliti yang melakukan eksplorasi pada tahun 2009, diketahui juga bahwa masyarat sekitar memanfaatkan batang pohon Rhododendron loerzingii sebagai kayu bakar.

Rhododendron loerzingii sendiri pertama kali dideskripsi sebagai tumbuhan jenis baru bagi sains pada tahun 1914 oleh Johannes Jacobus Smith (J.J. Sm), botanis berkebangsaan Belanda yang pernah menjabat sebagai direktur Kebun Raya Bogor.

Epitet nama jenis loerzingii digunakan Smith sebagai penghargaan bagi Julius August Lorzing, seorang militer berkebangsaan jerman yang pertama kali mengoleksi Rhododendron loerzingii di Jawa pada tahun 1912.

Sebetulnya, proses identifikasi foto dan juga spesimen yang dikirim para pendaki awalnya sedikit mengalami kendala, dikarenakan referensi yang terbatas. Bahkan referensi gambar bunga hanya diperoleh melalui ilustrasi botani pada buku Flora Pegunungan Jawa karangan C. G. G. J. van Steenis yang terbit pada tahun 1972.

Berdasarkan foto dari lokasi ditemukan, diketahui bahwa Rhododendron yang ditemukan berperawakan pohon kecil, tumbuh di hutan berlumut pada daerah dengan ketinggian di atas 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dengan informasi yang diberikan, maka dilakukan penelusuran jenis-jenis yang tersebar di lokasi tersebut.

Mengidentifikasi jenis sebenarnya sangat muda jika tersedia bunga pada spesimen. Sayangnya, populasi Rhododendron yang ditemukan oleh para pendaki sedang tidak berbunga. Untuk itu, identifikasi dilakukan melalui pengamatan bentuk sisik pada daun.

Sepintas terlihat bahwa jenis ini merupakan Rhododendron malayanum yang sebarannya cukup luas di pulau Jawa. Akan tetapi, setelah dilakukan pengamatan bentuk sisik pada daun menunjukan bahwa jenis ini merupakan Rhododendron loerzingii yang selama ini dianggap telah punah di alam.

Menurut IUCN Red list Categories and Criteria, Rhododendron loerzingii berstatus konservasi vurnerable (VU), yang artinya jenis ini berisiko menghadapi kepunahan di masa yang akan datang.

Sebagai peneliti yang mengerjakan kelompok tumbuhan ini, saya merasa status ini perlu ditinjau ulang dikarenakan kondisi habitat alami yang rusak saat ini dan belum dilakukannya konservasi ex-situ pada jenis ini. Peninjauan ulang status konservasi dapat menjadi alasan penting untuk segera dilakukan proses konservasi ex-situ guna menyelamatkan Rhododendron loerzingii dari kepunahan.

Guna mendapatkan data yang di perlukan dalam penentuan status konservasi, maka penting untuk dilakukan survei ke lokasi di mana jenis ini ditemukan. Namun dengan mempertimbangkan kondisi pandemi saat ini dan waktu berbunga di alam yang belum diketahui maka kegiatan survei belum bisa dilakukan saat ini.

Catatan: Untuk kepentingan konservasi, maka lokasi di mana Rhododendron loerzingii ditemukan tidak disebutkan pada tulisan ini.

Y. Michael Mambrasar

Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/20/160700223/hilang-80-tahun-rhododendron-loerzingii-ditemukan-kembali-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke