Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dexamethasone Efektif Cegah Kematian Akibat Virus Corona Gejala Parah

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 masih menjadi musuh dunia yang belum ada vaksinnya hingga kini.

Tetapi, sejauh ini sudah ada obat yang efektif untuk virus corona, yaitu dexamethasone.

"Saat ini bisa dikatakan bahwa dexamethasone adalah obat yang terbukti paling efektif melawan virus corona baru pada kondisi pasien yang parah," tutur kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat, (16/10/2020).

Dilansir dari AA, Jumat, (16/10/2020), Dexamethasone selama ini telah digunakan dalam pengobatan berbagai kondisi, termasuk masalah rematik, berbagai kondisi kulit, alergi parah, asma, penyakit paru obstruktif kronik, croup - infeksi pernapasan pada anak, pembengkakan otak, dan sakit mata setelah operasi mata.

Dexamethasone juga digunakan dengan antibiotik pada kasus tuberkulosis.

Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus yang selalu berbicara kepada wartawan di webinar dua kali seminggu dari Jenewa, mengungkapkan hasil sementara Uji Coba Terapi Solidaritas WHO dan merujuk pada influenza, yang dapat diatasi dengan menggunakan beberapa metode yang sama seperti yang digunakan untuk melawan Covid-19.

Tedros memperingatkan, bahwa permintaan vaksin influenza mungkin akan melebihi pasokan di beberapa negara, terutama di belahan bumi utara, saat musim dingin tiba.

Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi telah merekomendasikan, kelompok prioritas tertinggi untuk vaksinasi influenza selama pandemi Covid-19 adalah kelompok tinggi risiko, seperti petugas kesehatan dan lansia.

"Setiap tahun, ada hingga 3,5 juta kasus influenza musiman yang parah di seluruh dunia, dan hingga 650.000 kematian terkait pernapasan," tutur Tedros.

Selama musim dingin di belahan bumi selatan tahun ini, jumlah kasus flu musiman dan kematian lebih sedikit dari biasanya, karena tindakan yang diambil untuk mengatasi Covid-19.

"Tapi, kami tidak bisa berasumsi bahwa hal yang sama akan terjadi saat musim flu di belahan bumi utara," kata kepala WHO.


Beralih ke Uji Coba Terapi Solidaritas, Tedros mengatakan dari uji coba itu menunjukkan bahwa dua obat lain, remdesivir dan interferon, memiliki sedikit atau tidak ada efek dalam mencegah kematian terkait virus corona atau mengurangi waktu di rumah sakit.

"Untuk saat ini, dexamethasone kortikosteroid masih satu-satunya terapi yang terbukti efektif melawan Covid-19, terutama untuk pasien dengan penyakit parah," kata Tedros.

Tedros mengatakan, percobaan Solidaritas masih merekrut sekitar 2.000 pasien setiap bulan dan akan menilai pengobatan lain, termasuk antibodi monoklonal dan antivirus baru.

Terkait virus corona, Tedros mengatakan meski jumlah kematian yang dilaporkan di Eropa pekan lalu berkurang dari seperempat jumlah yang dilaporkan pada pekan terburuk di bulan Maret, rawat inap semakin meningkat.

"Banyak kota melaporkan bahwa mereka akan mencapai titik kapasitas tempat tidur perawatan intensif dalam beberapa minggu," kata Tedros.

Di sisi lain, National Institutes of Health (NIH), badan terkemuka AS yang bertanggung jawab untuk penelitian biomedis dan kesehatan, juga mengatakan telah memulai penelitian untuk menentukan apakah obat tertentu yang disetujui menunjukkan hasil melawan virus corona.

Meski uji coba terapi solidaritas mengatakan remdesivir tak berefek dalam mencegah kematian akibat virus corona, menurut NIH, remdesivir eksperimental telah menunjukkan manfaat klinis pada pasien virus corona.

Selain dexamethasone, terapi remdesivir juga digunakan oleh Presiden AS Donald Trump segera setelah dia dirawat di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed setelah diagnosis Covid-19 pada 3 Oktober. Dokter Gedung Putih Sean Conley mengatakannya pada saat itu.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/18/160500423/dexamethasone-efektif-cegah-kematian-akibat-virus-corona-gejala-parah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke