Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bayi Terlalu Sering Digendong Jadi ‘Bau Tangan’?

KOMPAS.com - Setelah Sembilan bulan di dalam kandungan yang hangat dan nyaman, bayi akhirnya harus lahir dan menghadapi dunia.

Sayangnya, masih banyak mitos yang beredar terkait cara mengurus dan merawat bayi.

Anda mungkin pernah diingatkan orangtua atau kerabat, agar tak menggendong bayi Anda terlalu sering, karena khawatir bayi akan menjadi manja atau ‘bau tangan’.

Nyatanya tidak demikian. Bayi baru lahir justru membutuhkan waktu untuk belajar, bahwa lingkungan di sekitarnya dapat dipercaya dan diandalkan untuk memenuhi kebutuhannya.

Menurut dokter spesialis snak RS Pondok Indah, dr. Cynthia Rindang Kusumaningtyas, Sp.A, bayi membutuhkan perhatian yang intens sebagai dasar bagi mereka untuk dapat berkembang dengan baik secara fisik, intelektual, maupun emosional.

Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang kebutuhannya segera ditanggapi, akan tumbuh menjadi anak yang tidak cengeng serta lebih percaya diri, mandiri, bahagia, dan kuat secara mental.

Memberikan respons pada saat bayi menangis bukan berarti memanjakan bayi, melainkan memenuhi kebutuhannya di saat yang tepat.

“Sebelum berusia 9 bulan, bayi belum dapat menggunakan tangisannya sebagai bentuk manipulasi untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dari orang lain di sekitarnya,” kata Cynthia kepada Kompas Sains.

“Jadi tangisan pada bayi benar-benar merupakan satu- satunya cara untuk membuat orangtua tahu bahwa ia membutuhkan sesuatu, misalnya lapar, sakit, lelah, tidak nyaman, atau kesepian,” lanjutnya.

Setelah bayi berusia 9 bulan ke atas, orangtua dapat mulai belajar untuk memberikan respons terhadap tangisan anak secara lebih selektif.

Salah satu bentuk respons orangtua terhadap tangisan bayi adalah dengan cara menggendongnya.

Sama seperti bayi prematur, penelitian menunjukkan bahwa bayi cukup bulan yang sering digendong akan mendapatkan banyak keuntungan berupa suhu badan yang stabil hangatnya, pernapasan dan detak jantung yang lebih teratur, bayi menjadi lebih tenang, serta pertumbuhannya lebih baik.

Kedekatan bayi dengan orangtua saat digendong, juga menyebabkan interaksi keduanya lebih intens, serta bayi mempunyai kesempatan untuk melihat lingkungan di sekitarnya dan memperhatikan aktivitas orang lain.

“Saat orangtua mendekap bayi juga merupakan kesempatan untuk bisa berbicara dengan bayi yang tentunya memberikan efek sangat baik bagi perkembangan bicara bayi,” ujarnya.

“Tidak perlu khawatir bayi akan terus-menerus minta digendong. Pada saatnya nanti bayi sudah lebih aktif dan dapat berjalan sendiri, maka ia tidak lagi akan terlalu sering minta digendong oleh orangtuanya,” pungkas Cynthia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/18/120700723/bayi-terlalu-sering-digendong-jadi-bau-tangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke