Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vaksin Corona Rusia Siap Digunakan, Ilmuwan Ragukan Keamanannya

KOMPAS.com - Sejumlah kandidat vaksin virus corona sedang dalam tahap uji klinis untuk memastikan keamanan dan kemanjuran vaksin.

Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin justru mengumumkan pada Selasa (11/8/2020), bahwa pejabat kesehatan negara itu telah menjadi yang pertama di dunia yang menyetujui penggunaan vaksin corona secara luas.

Hal ini kemudian memicu kemarahan para ilmuwan di seluruh dunia dan mengutuk keputusan itu sebagai tindakan berbahaya yang terburu-buru.

Pasalnya, seperti dikutip dari Nature, Rabu (12/8/2020), Rusia belum menyelesaikan uji coba besar untuk menguji keamanan dan kemanjuran vaksin tersebut.

Peneliti menilai dengan meluncurkan vaksin corona secara terburu-buru dapat membahayakan orang yang menerimanya. Selain itu, akan menghambat upaya global untuk mengembangkan imunisasi Covid-19 yang berkualitas.

"Rusia mungkin melewatkan langkah-langkah seperti itu. Itulah yang mengkhawatirkan komunitas ilmuwan vaksin. Jika mereka salah, maka hal itu bisa merusak seluruh perusahaan global," kata Peter Hotez, ilmuwan vaksin di Baylor College of Medicine di Houston, Texas.

Francois Balloux, ahli genetika di University College London yang dipublikasikan UK Science Media Centre menyebut keputusan Rusia sangat sembrono. Vaksinasi massal dengan vaksin yang diuji secara tidak tepat adalah tidak etis, kata Balloux.

"Masalah apa pun dengan kampanye vaksinasi Rusia akan menjadi bencana baik melalui efek negatifnya pada kesehatan, tetapi juga karena itu akan semakin menghambat penerimaan vaksin dalam populasi," jelas Balloux.

Dalam pengumumannya, Vladimir Putin mengatakan bahwa regulator Rusia telah menyetujui vaksin virus corona, meski uji coba fase 3 belum selesai.

Dalam percobaan fase 3, akan melibatkan pemberian vaksin atau suntikan plasebo kepada ribuan orang, dan kemudian melihat apakah vaksin itu dapat mencegah penyakit.

Selanjutnya, peneliti harus mengkonfirmasi keamanan vaksin dan mencari efek samping yang lebih jarang yang mungkin belum diamati dalam uji coba tahap awal.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan vaksin tersebut akan diperkenalkan secara bertahap kepada warga, serta diberikan lebih dulu kepada petugas kesehatan dan guru.

Sedikitnya, ada lebih dari 200 vaksin Covid-19 yang sedang dalam pengembangan di seluruh dunia. Beberapa di antaranya sudah dalam tahap uji coba fase 3. Akan tetapi, para peneliti memperkirakan vaksin paling awal dapat disetujui beberapa bulan mendatang.

Danny Altmann, ahli imunologi di Imperial College London mengatakan sangat prihatin dengan rencana tergesa-gesa Rusia untuk mendistribusikan vaksin tersebut.

Sebab, vaksin itu bisa menyebabkan penyakit yang parah, ketika antibodi yang dihasilkan vaksin yang membawa virus ke sel, setelah terpapar virus.

Masalah lain bisa jadi reaksi kekebalan seperti asma yang menjadi masalah dengan beberapa vaksin eksperimental melawan virus SARS.

“Sungguh konyol, tentu saja, mendapatkan otorisasi atas data ini,” kata Svetlana Zavidova, kepala Asosiasi Organisasi Uji Klinis Rusia, yang bekerja dengan perusahaan farmasi internasional dan organisasi penelitian.

Menurut dia, tanpa uji coba fase 3 yang lengkap, Zavidova juga khawatir kejelasan vaksin corona itu, apakah dapat mencegah Covid-19 atau tidak.

Atau vaksin ini bisa menyebabkan efek samping yang berbahaya, karena kesenjangan dalam cara Rusia memantau efek obat-obatan.

“Sistem pemantauan keamanan kami, menurut saya, bukan yang terbaik,” katanya.

Zavidova juga khawatir persetujuan vaksin tersebut akan "sangat berbahaya" untuk upaya menjalankan uji klinis vaksin Covid-19 dan obat-obatan lainnya di Rusia.

“Tidak yakin apa yang Rusia lakukan, tapi saya pasti tidak akan mengambil vaksin yang belum diuji pada Fase 3. Tidak ada yang tahu apakah itu aman atau berhasil. Mereka menempatkan [petugas kesehatan] dan populasinya dalam risiko,” kata Florian Krammer, ahli virologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York City.

Vaksin corona Rusia ini dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology di Moskow. Vaksin Gamaleya telah diberikan kepada 76 sukarelawan sebagai bagian dari dua uji coba tahap awal yang terdaftar di ClinicalTrials.gov.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/12/170200723/vaksin-corona-rusia-siap-digunakan-ilmuwan-ragukan-keamanannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke