Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Orangtua, Begini Tata Laksana Anak Hiperaktif Derita Gangguan ADHD

KOMPAS.com - Memiliki anak yang aktif menjadi keceriaan bagi orang tua. Namun jika tingkah perilaku keaktifan anak tersebut justru menganggu dirinya dan orang di sekitarnya, berarti anak tersebut membutuhkan bantuan dan bimbingan.

Disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak, dr Herbowo Agung F Soetomenggolo SpA(K), bahwa anak yang terlalu aktif berlebih bahkan mengganggu dirinya dan orang lain disebut dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH).

GPPH selama ini lebih akrab dikenal dalam singkatan penuturan bahasa inggris yaitu attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Untuk diketahui, GPPH atau ADHD adalah gangguan perkembangan otak yang dapat mengakibatkan seorang anak sulit untuk memusatkan perhatiannya, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.

"Tapi, ingat ya. GPPH itu harus mengganggu. Maksudnya kalau dia (anak-anak) hiperaktif aja, terus tapi Anda (sebagai) orang tuanya, temannya atau gurunya di sekolah tidak merasa terganggu dengan aktifnya anak itu ya itu bukan GPPH," kata Herbowo dalam webinar Johnson & Johnson: Menjaga Kesehatan Pada Anak dengan ADHD di Masa New Normal, Jumat (24/7/2020).

Herbowo menuturkan, penting sekali bagi sekelompok orang dewasa di sekitar anak-anak untuk diberikan berbagai program pelatihan dan kegiatan edukasi yang dapat mendukung kesiapan mereka dalam mendampingi anak dengan GPPH.

"Baik orangtua, keluarga, guru maupun pengasuh dari anak dengan ADHD membutuhkan pengetahuan serta bimbingan agar dapat membantu anak tersebut mengendalikan gejala-gejala ADHD yang dimilikinya dan menerapkan pola hidup sehat pada anak," jelasnya.

Sebab, anak dengan GPPH umumnya tidak dapat sembuh secara total. Akan tetapi, jika didiagnosis sejak dini dan diberikan perawatan serta terapi yang tepat.

Herbowo menegaskan bahwa anak anak dengan GPPH dapat beradaptasi dan menjalankan aktivitasnya dengan baik, entah itu di rumah, di sekolah maupun kehidupan sehari-harinya secara normal di manapun berada.

Tata laksana untuk anak ADHD atau GPPH

Edukasi yang seharusnya diberikan kepada orang tua dan keluarga pasien adalah mengenai tata laksana yang tepat bagi anak dengan GPPH dan pentingnya penanganan sejak dini.

"Berbagai tata laksana untuk ADHD (GPPH) hanya dapat dilakukan secara efektif dengan dukungan dan bantuan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya (anak GPPH)," ujarnya.

1. Intervensi perilaku melalui terapi obat

Dituturkan Herbowo, intervensi perilaku beserta farmakoterapi adalah terapi yang baik bagi penderita GPPH.

Seperti diketahui, GPPH adalah kelainan organik dengan gangguan neurotransmisi otak. Di mana dapat dibantu dengan medikasi yaitu memberikan obat-oabatan yang secara efektif dapat membantu mengendalikan gejala GPPH.

"Tapi yang banyak ditakutkan dan dikhawatirkan masayrakat itu biaya untuk obatnya. Padahal, obat itu sudah di cover BPJS alias gratis. Cuma ya harus rutin bayar BPJS juga bias bisa nikmati fasilitasnya," kata dia.

Hal lain yang juga banyak dikhawatirkan perihal obat-obatan untuk anak adalah efek sampingnya.

Herbowo berkata bahwa obat-obatan untuk penderita GPPH ini sebenarnya tidak terlalu memiliki efek samping yang buruk terhadap kondisi anak.

Hanya saja, pada orang-orang tertentu efek samping layaknya obat kebanyakan juga bisa terjadi. Seperti mengantuk, diare, dan lain sebagainya.

"Tetapi, nggak usah khawatir. Dokter akan meresepkan dosis obat untuk anak GPPH itu sesuai dengan kondisi anaknya. Umumnya minumnya sehari sekali, tapi bisa juga seminggu tiga kali atau pas lagi kambuh saja tergantung kondisi anaknya," jelasnya.

2. Intervensi perilaku melalui pelatihan

Jika intervensi perilaku melalui obat-obatan juga tidak begitu bisa mengendalikan tingkah anak tersebut.

Maka, intervensi perilaku melalui pelatihan juga akan diberikan bersamaan dengan obat-obatan tadi.

Intervensi perilaku melalui pelatihan ini dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki fungsi aktivitas kehidupan anak tersebut dalam kegiatannya sehari-hari termasuk sosial.

Oleh sebab itu, kata Herbowo, selain dokter anak yang memberikan pelatihan terapi, keluarga maupun lingkungan sekitarnya memiliki peran yang sangat penting dalam pengobatan dan terapi yang efektif bagi penderita GPPH.

"Namun, jika ADHD tidak dirawat atau diberikan tata laksana yang tepat, dapat menyebabkan anak tersebut menderita luka berat saat masa kanak-kanak," tuturnya.

Bahkan ironisnya, kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol dan merokok, serta lebih dari satu kali kejadian dengan melibatkan kepolisian saat remaja juga bisa saja terjadi.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/29/100400723/orangtua-begini-tata-laksana-anak-hiperaktif-derita-gangguan-adhd

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke