Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bakteri dan Virus Penyebab Sakit Manusia, Apa Beda Keduanya?

KOMPAS.com - Bakteri dan virus adalah penyebab paling umum pada sakit manusia. Keduanya merupakan mikroba yang dengan mudah menyebar dan berkontak dengan manusia.

Ketika menyentuh permukaan benda, berjabat tangan, terkena bersin seseorang, kita sangat mungkin bersentuhan dengan bakteri dan virus.

Kemudian virus dan bakteri akan masuk ke tubuh saat kita menyentuh hidung, mulut, dan mata dengan tangan yang terkontaminasi.

Bakteri dan virus tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, ukurannya sangat kecil. Namun keduanya memiliki kemampuan untuk menyebabkan infeksi yang serius pada manusia.

Bakteri dan virus memang terkesan sama, tapi kedua mikroba tersebut sebenarnya berbeda. Berikut perbedaan keduanya seperti dilansir dari The Insider, Senin (29/6/2020).

Perbedaan Biologis

Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hidup di sekitar kita, termasuk di dalam usus. Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, bahkan beberapa bersifat melindungi.

Meski begitu, tetap ada terdapat bakteri yang bisa berbahaya dan menyebabkan penyakit pada manusia

Sementara itu virus bersifat parasit, yang berarti mereka membutuhkan inang hidup untuk bertahan hidup. Virus menginfeksi sel-sel makhluk hidup, termasuk manusia. 

Bakteri Biasanya Tidak Berbahaya, Tapi Virus Berbahaya

Bakteri adalah organisme hidup. Mereka bereproduksi dengan membelah dua, dan beberapa dapat menggandakan jumlahnya setiap 20 menit.

Itu sebabnya, walaupun kecil, bakteri dapat berdampak besar bagi kesehatan kita.

Manusia memiliki triliunan bakteri di dalam tubuh. Kebanyakan dari bakteri menjaga kita tetap sehat dengan mendukung fungsi tubuh, seperti dalam sistem pencernaan.

Namun sekitar 1 persen bakteri dapat menyebabkan penyakit. Seperti bakteri Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas.

Bakteri Klebsiella pneumonia dan Streptococcus pneumoniae, yang dapat menyebabkan pneumonia. Serta E. coli dan Salmonella, ditemukan dalam daging yang kurang matang, dan dapat menyebabkan keracunan makanan.

Di sisi lain, virus tidak dianggap sebagai organisme hidup, karena mereka membutuhkan sel inang untuk bereproduksi. Mirip dengan bakteri, virus menyebar ketika mereka bersentuhan dengan inang.

Setelah manusia terinfeksi, virus itu langsung menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, mereproduksi diri mereka dan menyebar ke seluruh tubuh.

Kendati demikian, tubuh memiliki sistem kekebalan yang berusaha menyerang sebagian besar virus berbahaya sebelum dapat berdampak.

Infeksi karena bakteri biasanya terbatas pada satu area tubuh, seperti infeksi telinga atau radang tenggorokan. Sedangkan infeksi virus cenderung menyebar lebih mudah dan mempengaruhi seluruh tubuh.

Salah satu infeksi virus yang paling sering muncul adalah pilek, disebabkan oleh rhinovirus. Gejalanya berpusat di sekitar kepala, dada dan termasuk sakit tenggorokan, bersin, serta batuk.

Lalu flu yang disebabkan oleh virus influenza, gejalanya meliputi demam, batuk, dan nyeri.
Serta Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2, dengan gejala demam, batuk, dan sesak napas.

Cara Mencegah Penyebaran Bakteri dan Virus

Terlepas dari perbedaan keduanya, bakteri dan virus sama-sama rentan terhadap sabun dan pembersih tangan.

Sabun dan air adalah pertahanan lini pertama. Tapi jika kamu tidak memiliki akses ke sabun dan air, gunakan pembersih tangan yang mengandung alkohol setidaknya 60 persen.

Penelitian telah membuktikan, bahwa mencuci tangan dengan tepat akan mengurangi jumlah bakteri dan virus karena dapat membunuh dan menghilangkan keduanya dari kulit.

Cuci tangan yang baik adalah menggunakan sabun selama 20 detik dan membislasnya di air mengalir. Sering-seirnglah cuci tangan setelah menyentuh permukaan benda, seperti ATM, tombol lift, dan pegangan tangga.

Setelah mencuci tangan, protokol kesehatan lainnya juga penting, seperti menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin. Karena tetesan cairan (droplet) yang keluar bisa mengandung virus dan bakteri.

Jika sedang sakit, tinggalah di rumah dan jauhi orang lain untuk menghindari potensi penularan virus atau bakteri. Selain itu, penting untuk tidak sering-sering menyentuh wajah.

Untuk membersihkan permukaan benda, menurut penelitian pemutih pakaian adalah pilihan yang efektif karena membunuh bakteri dan virus. Begitu pula dengan tisu desinfektan.

Antibiotik Untuk Infeksi Bakteri, Bukan Untuk Infeksi Virus

Penanganan infeksi bakteri dapat dilakukan dengan memberi antibiotik, obat yang berfungsi menghentikan atau memperlambat penyebaran bakteri.

Amoksisilin, bacitracin, dan penisilin adalah antibiotik yang umum digunakan. Ketiga digunakan untuk mengobati infeksi telinga, luka atau goresan, dan infeksi pernapasan.

Meskipun antibiotik efektif untuk pengobatan, tapi tetap penting untuk menggunakannya secara selektif, karena bakteri dapat menjadi resisten terhadap antibiotik.

Berbeda dengan bakteri, virus tidak dapat diobati dengan antibiotik. Namun, beberapa penyakit akibat virus dapat diobati dengan obat antivirus.

Obat-obatan ini dirancang untuk melawan virus tertentu dengan mengganggu kemampuannya untuk regenerasi atau menyerang sel-sel sehat. Seperti tamiflu, obat antivirus yang digunakan untuk mengobati influenza.

Kendati demikian, vaksin bermanfaat bagi pencegahan infeksi bakteri dan virus. Vaksin bekerja dengan memperkenalkan tubuh ke agen infeksi, baik itu virus atau bakteri, sehingga tubuh dapat membangun respons imunnya.

Salah satu vaksin yang cukup efektif saat ini adalah vaksin influenza. Sementara vaksin untuk flu biasa dan virus corona belum ditemukan.

Dalam banyak kasus, terutama pada orang dengan kondisi tubuh yang sehat, infeksi virus seperti flu biasa dan virus corona bisa sembuh dengan sendirinya.

Namun, pada orang yang sudah lebih dulu memiliki masalah kesehatan, berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan komplikasi bila terinfeksi virus.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/30/100300023/bakteri-dan-virus-penyebab-sakit-manusia-apa-beda-keduanya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke