Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Halo Prof! Apakah GERD Bisa Ditandai dengan Sakit Kepala?

KOMPAS.com - Banyak orang mengira bahwa penyakit GERD harus selalu dibarengi dengan nyeri perut seperti gangguan pencernaan lainnya.

Namun, benarkah demikian? Seorang pembaca Kompas.com bernama R Tanty mengirimkan pertanyaan mengenai hal ini kepada rubrik Halo Prof!:

"Halo Prof. Maaf, saya mau tanya.

Saya menderita GERD, tetapi perut saya tidak mual, tidak melilit, namun saya merasakan kepala agak terasa tidak enak. Apakah GERD memang ditandai dengan perut yang tidak mual atau melilit seperti maag? Apa yang harus saya lakukan dengan GERD yang saya alami seperti ini Dok? Saya takut kalau harus minum obat terus.

Terima kasih banyak sebelumnya, Dok. Mohon sarannya."

Pertanyaan ini dijawab oleh dr. Kaka Renaldi, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya. Berikut paparannya:

Halo Ibu Tanty.

Gejala GERD yang umumnya dirasakan oleh pasien adalah seperti rasa panas di belakang tulang dada, sensasi asam lambung naik dari perut ke dada, sensasi asam di mulut, mual, sendawa, dan nyeri ulu hati.

Hal ini terjadi karena naiknya asam lambung dari lambung ke tenggorokan hingga mulut akibat lemahnya otot sfingter kerongkongan bagian bawah.

Perlu juga dikenali tanda-tanda bahaya pada GERD, yaitu kesulitan menelan yang bertambah berat, nyeri menelan, penurunan berat badan, pucat, muntah berdarah, dan/atau buang air besar berdarah, riwayat keluarga dengan keganasan saluran cerna, atau ketika terjadi GERD, tubuh tidak memberikan respon terhadap terapi obat-obatan.

Bila menemukan tanda-tanda bahaya ini, perlu untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi.

GERD dapat dipicu oleh konsumsi makanan yang berlemak, konsumsi makanan pedas, stres, kebiasaan habis makan langsung berbaring di tempat tidur, konsumsi makanan yang asam, cokelat, kopi berlebihan, dan kebiasaan merokok.

Cokelat, kopi, dan kebiasaan merokok dapat melemahkan kekuatan otot sfingter kerongkongan bagian bawah sehingga menyebabkan asam lambung menjadi lebih mudah untuk naik dari lambung ke tenggorokan, atau ke mulut.

Untuk mengurangi gejala GERD, sebaiknya Ibu melakukan perubahan gaya hidup, antara lain mengurangi konsumsi makanan pedas dan berlemak dan tidak langsung berbaring setelah makan. Berikan jeda waktu 2-3 jam antara waktu makan dan tidur.

Jangan lupa juga untuk meninggikan posisi kepala saat tidur, mengurangi konsumsi makanan asam atau minuman bersoda dan kopi, menurunkan berat badan bila berat badan berlebih, dan berhenti merokok.

GERD juga dapat menimbulkan sakit kepala, Bu. Sakit kepala sendiri dapat disebabkan oleh faktor ringan seperti ketegangan otot, migrain, atau bahkan disebabkan karena asam lambungnya. Sementara indikasi sakit kepala juga dapat menjadi tanda adanya penyakit serius, misalnya infeksi otak atau stroke.

Jika nyeri kepala dirasa berat dan menetap, dan untuk memastikan diagnosis sakit kepala yang Ibu alami berasal dari GERD atau bukan, sebaiknya Ibu segera berkonsultasi dengan dokter.

Demikian jawaban dari saya. Semoga membantu.

Salam sehat,

dr. Kaka Renaldi, Sp.PD-KGEH

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi

RS Pondok Indah – Bintaro Jaya

Punya pertanyaan terkait kesehatan yang membuat Anda penasaran? Kirimkan pertanyaan Anda ke haloprof17@gmail.com untuk dijawab oleh ahlinya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/13/180400523/halo-prof-apakah-gerd-bisa-ditandai-dengan-sakit-kepala-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke