Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jaga Jarak hingga Menutup Masjid, Cara Lawan Wabah Sejak Zaman Ibnu Sina

Pemerintah Indonesia telah menyampaikan rencana pelaksanaan new normal (normal baru) di beberapa kota dan kabupaten. Upaya untuk mencegah penyebaran wabah juga terus dilakukan.

Namun rupanya, upaya pencegahan wabah yang disarankan oleh pakar kesehatan modern sudah lebih dulu diaplikasikan oleh para tokoh Islam, ulama, dan intelektual terdahulu.

Hal itu diungkapkan oleh Prof Dr Endang Turmudi selaku Peneliti Ahli Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Endang yang merupakan mantan Sekretaris Jendral Nahdatul Ulama Periode 2004-2009 ini juga menyebutkan, contoh pencegahan terkait wabah seperi pandemi Covid-19 telah dilakukan oleh Ibnu Sina.

Ibnu Sina memiliki lengkap Abu Ali al-Husayn ibn'Abdillah ibn Sina, hidup pada tahun 980- 1057 Masehi.

Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan, filsuf, dan dokter kelahiran Persia. Dunia Barat mengenalnya sebagai Avicenna dan The Father of Modern Medicine (Bapak Kedokteran Modern dalam abad pertengahan).

Endang bercerita, pada suatu hari Ibnu Sina berkunjung ke koleganya yaitu seorang ahi matematika, bernama Al-Biruni. Di saat itu, sedang terjadi wabah penyakit di tempat Al-Biruni.

Ibnu Sina ketika bertemu dengan Al-Biruni tidak langsung bersalaman. Kemudian, Ibnu Sina mengobrol dengan murid dari Al-Biruni di kampus koleganya itu.

Ibnu Sina memberikan saran atau rekomendasi yang sebaiknya dilakukan oleh banyak orang atau masyarakat berkaitan dengan wabah itu.

Berikut beberapa poin yang dianjurkan oleh Ibnu Sina ketika itu:

1. Orang harus tenang

Seperti yang selalu ditekankan oleh para ahli kesehatan dalam melawan virus corona SARS-CoV-2, bahwa Covid-19 itu memang ada, tetapi jangan sampai menjadi ketakutan yang berlebihan.

Endang menceritakan pada masa wabah yang terjadi di wilayah tempat tinggal Al-Biruni, Ibnu Sina juga meminta kepada orang-orang di tengah wabah itu untuk tetap harus tenang. Namun, tidak menjadi abai dan ketakutan berlebihan.

2. Jaga jarak

Wabah yang terjadi ketika itu adalah penularan atau infeksi antar-manusia, tetapi melalui makhluk kecil lainnya seperti organisme jahat layaknya virus. Ibnu Sina pada waktu itu menekankan bahwa penyakit bisa menular atau menginfeksi seseorang jika saling bersentuhan.

Hal itu disebabkan juga karena penyakit dapat menyebar dan menempelnya virus itu dengan barang, rambut ataupun pakaian. 

3. Menjauhi orang yang sakit

Endang menyebutkan bahwa physical distancing atau menjaga jarak dengan menjauhi orang yang sakit (terpapar wabah), sudah ditegaskan oleh Ibnu Sina sejak dulu.

Menjauhi orang yang sakit adalah upaya untuk menghindari diri dari tertularnya penyakit, juga mencegah bertambahnya jumlah penderita wabah. Menjauhi orang sakit bahkan diharapkan untuk bisa mengakhiri wabah tersebut.

4. Penutupan pasar

Ternyata, upaya penutupan pasar saat pandemi atau wabah sedang melanda suatu wilayah sudah dilakukan dan diterapkan dalam rekomendasi penanganan wabah berdasarkan catatan Ibnu Sina.

5. Penutupan tempat ibadah

Sama halnya dengan pasar, Ibnu Sina juga merekomendasikan agar tempat ibadah seperti masjid ditutup sementara dan segala bentuk ibadah bisa dilakukan di rumah.

Penutupan tempat ibadah bukan berarti larangan untuk beribadah, namun untuk menghindari risiko transmisi penyakit.

"Jadi ini persis seperti yang kita alami di konsisi sekarang. Termasuk mencuci tangan," kata Endang dalam diskusi daring bertajuk "Agama dan Public Interest di Masa Pandemi Covid-19", Senin (18/5/2020).

Patuhi anjuran pemerintah

Endang menyebutkan, tidak heran jika di Indonesia ulama juga ikut serta dalam ketentuan pemerintah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Seperti disampaikan oleh Abu Said al-Khudri, Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Tidak boleh melakukan sesuatu yang berbahaya dan menimbulkan bahaya bagi orang lain." (hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah).

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/02/200400623/jaga-jarak-hingga-menutup-masjid-cara-lawan-wabah-sejak-zaman-ibnu-sina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke