Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Astronot Coba Menumbuhkan Organ di Luar Angkasa, Mungkinkah?

KOMPAS.com - Apa jadinya, jika organ tubuh manusia dikembangkan di luar angkasa? Eksperimen ini mencoba dilakukan para astronot di dalam gravitasi rendah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Percobaan ini adalah upaya para ilmuwan untuk menumbuhkan jaringan manusia dengan mengirim sel induk dewasa ke luar angkasa, seperti dilansir dari The Independent, Jumat (13/3/2020).

Dengan mengirimkan dan menumbuhkan sel-sel induk ke luar angkasa, diharapkan dapat berkembang menjadi tulang, tulang rawan dan organ-organ lainnya.

Apabila percobaan ini berhasil, ilmuwan berharap penemuan ini dapat digunakan untuk menumbuhkan organ transplantasi.

Cara Thiel, salah satu dari dua peneliti dari University of Zurich mengatakan eksperimen ini menggunakan weightlessness atau keadaan tanpa bobot sebagai alat.

Rendahnya gravitasi di ISS akan digunakan untuk mendorong tumbuhnya sel-sel induk menjadi jaringan dalam bentuk tiga dimensi, daripada struktur lapisan tunggal yang terbentuk di Bumi.

Eksperimen ini sedang dilakukan para astronot di atas ISS, di dalam laboratorium mini seluler yang dikirimkan dengan roket SpaceX pada pekan lalu.

Percobaan akan berlangsung selama satu bulan, di mana para ilmuwan akan mengamati bagaimana sel-sel induk ini tumbuh.

Pengembangan transplantasi organ di luar angkasa

Jika eksperimen ini berhasil, maka para ilmuwan ini berharap dapat mengembangkannya di laboratorium yang lebih besar.

Dari sana, mereka dapat memproses sel induk untuk menghasilkan jaringan untuk transplantasi dengan mengambil sel dari pasien.

Bahkan, peneliti juga dapat menghasilkan bahan seperti organ yang dapat digunakan untuk menguji obat.

Tujuannya, dapat digunakan untuk memastikan organ tersebut dapat bekerja pada pasien tertentu atau mengurangi jumlah hewan yang digunakan dalam percobaan.

Di Bumi, jaringan tumbuh dalam kultur monolayer, yakni menghasilkan jaringan datar, dua dimensi.

Akan tetapi, penelitian yang dilakukan baik di luar angkasa maupun di Bumi, menunjukkan gayaberat mikro dapat menunjukkan pertumbuhan sel spasial yang tidak terbatas dan berkumpul menjadi agregat 3D yang kompleks.

Hal itu disampaikan Oliver Ullrich yang juga memimpin penelitian pengembangan jaringan organ di ISS.

Pada penelitian sebelumnya, ilmuwan melibatkan simulasi percobaan yang lebih nyata, sebagian besar menggunakan sel tumor dan menempatkan sel batang manusia ke dalam simulator gayaberat mikro.

"Namun, untuk tahap selanjutnya dari penelitian itu, tidak ada alternatif untuk dilakukan di ISS. Karena pembentukan jaringan 3D semacam ini membutuhkan beberapa hari, bahkan beberapa minggu dalam gayaberat mikro," jelas Ullrich.

Setelah eksperimen tersebut dilakukan selama sebulan, para ilmuwan akan mendapatkan sampel kembali dan berharap dapat melihat keberhasilan pembentukan organoids.

Organoids adalah versi organ yang lebih kecil dan lebih sederhan yang ditempatkan dalam tabung reaksi.

"Tabung reaksi diluncurkan dengan sel induk dan diharapkan kembali ke Bumi dengan struktur jaringan seperti organ di dalamnya," ungkap Ullrich.

Kendati demikian, ilmuwan masih belum yakin mengapa kondisi ISS mengarah pada penyusunan struktur jaringan 3D yang kompleks.

Profesor Ullrich dan ilmuwan lainnya masih terus meneliti bagaimana gaya gravitasi dan "mesin molekuler dalam sel" berinteraksi untuk menciptakan berbagai jenis jaringan organ baru di Bumi dan di luar angkasa.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/13/183200723/astronot-coba-menumbuhkan-organ-di-luar-angkasa-mungkinkah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke