Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Perumahan Meniru Nama Kota-Kota di Luar Negeri, Ini Alasannya

Kompas.com - 15/05/2022, 13:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernahkah Anda perhatikan nama-nama perumahan di Indonesia dilabeli istilah asing atau bahkan serupa dengan kota-kota di luar negeri?

Seperti label kata "city" di belakang BSD menjadi BSD City, Podomoro City, Lippo City, Gandaria City, Kuningan City, Jababeka City, atau klaster Madrid, Vienna, Toronto, Montreal, San Fransisco dan sebagainya.

Apa alasan banyak pengembang perumahan menggunakan nama asing hingga kota-kota di luar negeri?

Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Bambang Eka Jaya mengatakan pada dasarnya penamaan proyek properti atau lebih spesifik lagi klaster perumahan merupakan preferensi atau pilihan pengembang.

Baca juga: Bagaimana Buruh di Jabodetabek Bisa Beli Rumah? Begini Caranya

Menurutnya, salah satu alasan nama klaster perumahan menggunakan istilah asing yaitu sebagai daya tarik bagi calon konsumen.

"Misalnya kita membangun townhouse modern dengan gaya dan desain interior yang keren, lalu kita namakan perumahan itu dengan 'Townhouse Kampung A', tentu kan jadi aneh. Dipilihlah nama Townhouse Madrid. Nah itu yang disebut nilai rasa," kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/10/2021).  

Bambang menjelaskan, penamaan perumahan berikut klaster di dalamnya juga dikarenakan masih banyak masyarakat Indonesia yang terpukau dengan sesuatu yang berbau asing.

"Karena secara pasar masyarakat di Indonesia itu masih menganggap sesuatu yang berbau asing itu lebih keren," jelasnya.

Nah, karena tuntutan pasar ini pula para pengembang menyesuaikan strateginya untuk memenuhi selera konsumen, agar dapat merasakan suasana deperti di luar negeri.

Selain itu, penamaan klaster tersebut juga untuk menciptakan kesan berbeda yang akan didapat oleh penghuni rumah. Misalnya kesan seperti sedang berada di kota mancanegara.

Kesan seperti berada di luar negeri ini akhirnya tidak hanya dirasakan oleh penghuni rumah, tetapi juga oleh masyarakat umum yang melewati kawasan perumahan tersebut.

"Hal ini tentu menjadi dilematis untuk kami sebagai developer properti, kadang banyak orang bertanya. Apakah ini di Indonesia, tetapi dari nama-nama perumahannya seperti sedang berada di Amerika Serikat atau Eropa," tutur dia.

Lepas dari itu, Bambang mengaku, penamaan klaster perumahan merupakan salah satu elemen penting dan telah dipikirkan secara matang sejak awal.

Tujuan utamanya tentu agar hunian tersebut dapat menarik minat konsumen, dan tak lepas dari tren yang sedang berkembang.

Misalnya, tren budaya Jepang dan Korea yang akhirnya mendorong para pengembang di Indonesia untuk membangun hunian dengan desain rumah hingga nama klaster perumahan seperti yang ada di negeri Sakura dan Ginseng tersebut.

Meski demikian, tidak semua klaster perumahan di Indonesia menggunakan nama asing. Kata dia, banyak juga pengembang yang menamakannya dengan nama-nama bunga seperti Bougenville, Villa Mawar, Puri Chrisant dan sebagainya.

"Makanya setiap kali kami akan menngembangkan satu area atau kawasan pasti melakukan riset pasar, lalu properti model apa yang cocok dan diminati di area tersebut, termasuk desain, harga, dan juga namanya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com