Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cisumdawu, Tol Pertama di Indonesia yang Punya Terowongan Kembar

Kompas.com - 28/02/2022, 10:31 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan tol yang panjang, lurus, datar sudah menjadi hal yang umum. 

Namun, bagaimana dengan tol yang memiliki terowongan sepanjang ratusan meter. Hal ini jelas menjadi pemandangan yang tak biasa lagi unik. 

Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) merupakan tol pertama di Indonesia yang memiliki terowongan. Bukan satu, tetapi dua terowongan sekaligus.

Baca juga: Tol Cisumdawu, Jalan Bebas Hambatan Terindah di Indonesia

Terowongan yang terletak di seksi 2 jalan tol ini dibangun sepanjang 472 meter dengan diameter 14 meter.

Dilansir dari laman resmi Bina Marga Kementerian PUPR, pembuatan terowongan yang menembus bukit tersebut menggunakan teknologi New Austrian Tunneling Methods (NATDM).

Jalan Tol Cisumdawu Kementerian PUPR Jalan Tol Cisumdawu
Lebih lanjut metode penggalian yang digunakan dalam konstruksi terowongan Tol Cisumdawu adalah three-bench seven-step yang dapat menstabilkan pemuka terowongan tanpa memerlukan tambahan penyangga.

Profil Jalan Tol Cisumdawu 

Jalan Tol Cisumdawu terletak di Jawa Barat dan sangat penting untuk efektivitas operasional Bandara International Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Pelabuhan Patimban, serta pengembangan ekonomi kawasan Ciayu, Majalengka, Kuningan, dan Kawasan Rebana.

Baca juga: Ini Alasan Perlunya Terowongan di Tol Cisumdawu dan MRT

Mulai dibangun pada tahun 2011 dan dioperasikan Selasa (25/1/2022) khusus Seksi 1 Cileunyi-Pamulihan.

Harapannya pada Juni tahun 2022, seluruh seksi Jalan Tol Cisumdawu telah rampung dan bisa dibuka untuk umum.

PT Citra Karya Jabar Tol menjadi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan PT Brantas Abipraya sebagai kontraktor pelaksana. Adapun nilai investasinya sebesar Rp 8,41 triliun.

Tol Cisumdawu ditargetkan rampung akhir 2021.Dok. Kementerian PUPR Tol Cisumdawu ditargetkan rampung akhir 2021.
Selain itu, jalan tol sepanjang 60,1 kilometer ini disebut sebagai salah satu jalan tol dengan pemandangan terindah karena dikelilingi oleh tiga gunung vulkanik, yaitu Gunung Tampomas, Manglayang dan Patuha.

Dengan panjang mencapai 60,1 kilometer, Jalan Tol Cisumdawu terdiri dari enam seksi.

Seksi 1 Cileunyi-Pamulihan sepanjang 11,45 kilometer dan dikerjakan oleh pemerintah sebagai bagian dari viability gap fund (VGF).

Seksi 2 Pamulihan-Sumedang sepanjang 17,05 kilometer yang juga dikerjakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kelayakan investasi tol tersebut dengan progres fisik mencapai 97 persen.

Seksi 3 Sumedang-Cimalaka sepanjang 4,05 kilometer yang dikerjakan oleh BUJT yakni PT Citra Karya Jabar Tol dengan capaian penyelesaian konstruksi 100 persen.

Tol CisumdawuDok. Kementerian PUPR Tol Cisumdawu
Seksi 4 Cimalaka–Legok sepanjang 8,20 kilometer yang juga dibangun oleh PT Citra Karya Jabar Tol dengan capaian konstruksi 18,9 persen.

Seksi 6 Legok-Ujung Jaya sepanjang 14,9 kilometer oleh PT Citra Karya Jabar Tol dengan capaian konstruksi sebesar 37,3 persen dan Seksi 6 Ujung Jaya-Dawuan oleh PT Citra Karya Jabar Tol dengan capaian konstruksi sebesar 86,5 persen.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menjelaskan, tarif Tol Cisumdawi seksi 1 yang ditetapkan untuk golongan 1 adalah sebesar Rp 1.000 per kilometer.

Sedangkan untuk golongan II dan III dikenakan tarif tol sebesar Rp 1.500 per kilometer dan golongan IV dan V Rp 2.000 per kilometer.

Adapun tarif tol seksi 1 selama 2 minggu ke depan sejak pembukaan pertamanya, akan dikenai biaya Rp 0.

Hal ini disebut sebagai bentuk sosialisasi pemerintah kepada masyarakat terkait pengadaan infrastruktur jalan tol baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com