Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okupansi Rendah, Harga Perkantoran Jakarta Anjlok, Perang Diskon Tak Terbendung

Kompas.com - 05/01/2022, 18:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat hunian perkantoran di Jakarta yang rendah tentu berimbas pada harga sewa.

Berdasarkan riset Colliers International Indonesia, melubernya pasokan yang tidak diimbangi dengan serapan dan okupansi membuat perkantoran di Jakarta masih terterkan.

Pada 2021, tingkat hunian perkantoran di Central Bussines District (CBD) tercatat 78,4 persen, sedangkan non-CBD 79,2 persen.

Hal ini berakibat pada penurunan harga sewa di CBD sekitar 12 persen dan non-CBD 10 persen dibandingkan pada 2019.

Baca juga: Perkantoran di Jakarta Mengalami Tekanan, Bagaimana 2022?

Hasilnya tarif sewa 2021 untuk CBD sekitar Rp 243.300 per meter persegi per bulan, sedangkan non-CBD Rp 178.120 per meter persegi per bulan.

Namun ini baru sebatas harga penawaran, belum merupakan harga transaksi antara calon penyewa dengan pemilik gedung atau pengembang.

Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto menyampaikan, seiring menurunnya tarif tersebut, penyewa kini memiliki power lebih baik dibandingkan developer.

"Secara umum kami melihat itu antara harga penawaran dan transaksinya ada diskon 15 persen sampai 25 persen," ujar dia dalam konferensi pers virtual, Rabu (05/01/2022).

Bahkan menurut dia, pada beberapa kasus terdapat pemberian diskon lebih dari 25 persen. Namun, itu hanya berlaku untuk kondisi tertentu saja.

"Tergantung dari berapa banyak tenant mengambil space dan bagaimana okupansi gedung yang akan diisi. Jika okupansinya rendah tentu diskon akan lebih tinggi," imbuh Ferry.

Sementara untuk proyeksi 2022, harga sewa perkantoran di Jakarta akan naik. Untuk CBD sekitar Rp 247.797 per meter persegi per bulan, dan non-CBD sekitar Rp 180.985 per meter persegi per bulan.

Akan tetapi, kenaikan ini bukan dipicu baiknya performa sektor perkantoran. Melainkan karena pada 2022 akan ada penambahan pasokan, terutama selesainya gedung kantor baru kelas premium.

"Gedung kantor baru ini karena lokasinya banyak yang di tengah kota dan kualitasnya bagus dengan harga lebih tinggi, sehingga ini memengaruhi rata-rata tarif sewa tahun 2022," jelasnya.

Kendati diprediksi mengalami kenaikan, besaran ini baru sebatas harga penawaran. Untuk harga transaksinya tergantung tenant dengan pemilik gedung.

"Persaingan tinggi dan insentif tarif sewa yang diberikan sangat kompetitif, kami melihat para penyewa punya pertimbangan antara relokasi atau memperpanjang kontrak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com