Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2022, Pengembang Lebih Berhati-Hati Naikkan Harga Properti

Kompas.com - 30/12/2021, 09:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada tahun 2022 mendatang, pengembang akan berhati-hati sebelum menaikkan harga properti karena masih harus mempertimbangkan kebijakan dari pemerintah.

Hal tersebut disampaikan CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (29/12/2021).

Menurut Ali, tahun 2022 kondisi pasar properti akan lebih menantang terutama bagi investor karena adanya isu kebijakan pajak yang akan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia.

“Soal kenaikan harga properti, pengembang tentunya akan lebih hati-hati karena ada isu mengenai berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah,” jelasnya.

Baca juga: Tahun 2022, Harga Rumah Kembali Normal Cenderung Meningkat

Ia mencontohkan stimulus Pajak Pertambahan Nilai yang Ditanggung Pemerintah (PPN DPT) yang diberikan pemerintah pada tahun 2021. Namun belum ada kepastian apakah akan diperpanjang pada tahun 2022.

Kemudian ada juga isu mengenai kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Tax Amnesty hingga kenaikan suku bunga.

“Jika pemerintah mengeluarkan kebijakan yang kontra-produktif, tentu akan berpengaruh besar terhadap kondisi sektor properti tahun depan,” papar Ali.

Meskipun kemungkinan harga properti akan naik, Ali mengatakan, pengembang tidak akan serta merta menaikkan harga hunian secara signifikan karena akan mengganggu pasar.

Untuk referensi pilihan, konsumen masih akan lebih memilih rumah tapak ketimbang apartemen.

Harga rumah tapak sendiri kemungkinan akan naik pada tahun 2022 namun tidak terlalu signifikan.

Hal ini merujuk pada kondisi tahun 2021, di mana harga rumah tapak hanya beranjak dua sampai tiga persen dari tahun 2020.

Sementara itu, sektor apartemen mengalami keterpurukan sepanjang tahun 2021. Untuk tahun 2022 mendatang belum mengalami perubahan berarti.

Menurut Ali, harga apartemen yang berkisar Rp 500 jutaan sepertinya masih dilirik, terutama yang berada di kawasan Transit Oriented Development (TOD).

"Apartemen di kawasan TOD ini akan populer terutama setelah pandemic Covid-19 usai,” tandas Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com