“Rumah saatu lantai merupakan rumah tinggal sederhana yang banyak dijumpai di Indonesia. Yang paling penting, rumah-rumah ini memiliki bingkai konstruksi beton yang kuat sehingga dinding tidak pecah saat terjadi gempa,” ujar Davy.
Sebenarnya dalam membangun tipe rumah tinggal ini Kementerian PUPR sudah memiliki panduan untuk rancangan pelaksanaan rumah sederhana tidak beringkat.
“Panduan ini sudah bagus. Hanya yang jadi masalah adalah soal implementasinya. Tidak semua orang di Indonesia ini saat ingin membangun rumah akan merujuk dulu pada buku panduan,” papar Davy.
Kenyaataan di lapangan, masyarakat lebih sering menyewa jasa tukang/mandor bangunan untuk mengerjakan proyek rumah mereka.
Sayangnya, kebanyakan tukang/mandor ini memilih bekerja dengan mengandalkan pengalaman saja dan tidak melihat panduan dari Kementerian PUPR.
“Idealnya para tukang ini sudah harus tersertifikasi. Meskipun hanya tukang pasang bata saja, sudah harus punya sertifikasi agar tahu bagaimana cara kerja yang benar,” tambah Davy.
Sementara itu, untuk bangunan bertingkat di Indonesia, wajib untuk memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk ketahannya pada gempa dan SNI untuk beton bertulang.
“Bila membangun gedung bertingkat mengikuti aturan yang berlaku maka tentu konstruksinya akan lebih aman meski terjadi gempa,”
Selain itu, pembangunan gedung bertingkat harus melibatkan konsuttan. Konsultan pun harus menguasai aturan-aturan, bisa merancang, membuat spesifikasi dan gambar kerja.
Setelah itu proses pembangunannya akan dikerjakan oleh kontraktor. Kontraktor juga punya tukang terlatih untuk bisa membaca gambar dan disiplin
"Ada yang namanya manajemen konstruksi. Mereka ini juga harus punya pengetahuan bisa mengawal gambar dan spesifikasi supaya bisa dilaksanakan dengan benar sehingga bisa tercipta gedung tahan tahan gempa,” jelas Davy.
Ia menambahkan soal tukang yang tersertifikasi, ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk melatihnya karena mereka merupakan garda terdepan untuk pembangunan rumah rakyat.
“Kalau kita bisa tangani satu saja dari masalah ini, maka kita bisa minimalisasi risiko yang bisa dialami saat terjadinya gempa,” tandas Davy.
Penanganan bencana gempa di Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh dan tak hanya bertumpu pada mitigasi pasca terjadinya bencana saja.
Melakukan pencegahan adalah upaya yang lebih bijak dan harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Apalagi, masyarakat Indonesia akan selalu hidup berdampingan dengan gempa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.