Deviasi Negatif, Ditjen Bina Marga Baru Serap Anggaran Rp 22,8 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com - Realisasi anggaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR per 30 Agustus 2021 telah mencapai Rp 22,8 triliun.

Angka ini mencerminkan 47,07 persen dari total anggaran yang didapatkan Ditjen Bina Marga tahun ini sebesar Rp 48,51 triliun.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, realisasi keuangan ini mengalami deviasi negatif sebesar 10,23 persen.

"Ini deviasi minus 10,23 persen dibandingkan rencana 67,38 persen," kata Hedy dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, Rabu (01/09/2021).

Dengan capaian tersebut, anggaran Ditjen Bina Marga tahun ini tersisa 52,93 persen atau setara Rp 25,72 triliun.

Sama halnya dengan anggaran, realisasi fisik Ditjen Bina Marga juga mengalami deviasi negatif sebesar 4,37 persen atau 51,71 persen.

Baca juga: Meski Cuaca Ekstrem, Pembangunan Jalan Nasional di NTT Lampaui Target

Sementara Ditjen Bina Marga menetapkan progres fisik yang dicapai per 30 Agustus seharusnya sebesar 56,08 persen.

Dalam Rencana Strategis (Renstra) 2020-2024, waktu tempuh perjalanan ditargetkan mencapai 1,9 jam per 100 kilometer.

Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR menargetkan bisa mencapai waktu tempuh perjalanan tahun ini selama 2,16 jam per 100 kilometer.

Untuk target jalan tol, Ditjen Bina Marga menargetkan jalan bebas hambatan berbayar bisa mencapai 2.500 kilometer.

Khusus target 2021, Ditjen Bina Marga menargetkan capaian kumulatif jalan tol baru sepanjang 609 kilometer.

Jalan nasional dalam Renstra 2020-2024 bisa mencapai 3.000 kilometer. Sedangkan target tahun ini bisa tercapai 1.072 kilometer.

Artinya, tersisa 1.928 kilometer lagi jalan nasional yang dibangun hingga tahun 2024.

Adapun pada Renstra 2020-2024 juga disebutkan rating kondisi jalan nasional mantap ditargetkan bisa mencapai 97 persen.