JAKARTA, KOMPAS. com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane tengah menggarap pembangunan dua bendungan kering (dry dam) yakni Bendungan Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor.
Bendungan tersebut dibangun sebagai upaya pemerintah dalam mengurangi kerentanan kawasan metropolitan Jakarta dari bencana banjir. Dan ditargetkan akan akan selesai pada 2021.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan sebagai bendungan kering maka pengoperasinnya akan berbeda dengan bendungan lain pada umumnya.
Menurutnya kedua bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan saja. Sementara pada musim kemarau bendungan ini kering.
Baca juga: Pemerintah Tetapkan 57 Bendungan dan Irigasi sebagai PSN
"Bendungan Kering di Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama kalinya dibangun di Indonesia. Kedua bendungan ini bukan untuk keperluan irigasi atau air baku, namun untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Minggu (06/12/2020).
Basuki menjelaskan Bendungan Sukamahi mulai dibangun tahun 2017 dan progresnya saat ini sudah mencapai 60 persen.
Sedangkan progres lahan yang sudah bebas telah mencapai 40,86 hektar atau 92,67 persen dari kebutuhan 46,7 hektar.
Pekerjaan meliputi galian tubuh bendungan, grouting tubuh bendungan, bangunan pelimpah (clearing dan pengecoran), pekerjaan hidromekanikal, pembangunan fasilitas umum (gardu pandang, masjid, gudang, landscaping), dan clearing area lahan.
Adapun kontrak pembangunan Bendungan Sukamahi senilai Rp 447,39 miliar. Kontrak tersebut ditandatangani pada 20 Desember 2016 dengan kotraktor pelaksana PT Wijaya Karya (Persero)-Basuki KSO.
Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektar.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan