Kereta Cepat Bandung-Surabaya Diusulkan Jadi PSN

Hal itu diutarakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai Rapat Terbatas tentang PSN bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (05/10/2023).

"Studi dulu, tahap awal kan studi. Ditunggu studinya (selesai), baru kita masukkan (Kereta Cepat Bandung-Surabaya jadi PSN)," ujarnya dikutip dari tayangan kanal Youtube Sekretariat Presiden.

"Kami mengusulkan beberapa PSN baru yang sifatnya PSN ini murni swasta," tandasnya.

Untuk diketahui, Presiden Jokowi sebelumnya pernah menyampaikan bahwa proyek Kereta Cepat Bandung-Surabaya sedang dalam tahap studi pemrakarsa.

"Kereta cepat dari Bandung ke Surabaya mungkin dalam dua minggu ini, studinya dari pemrakarsa akan selesai," katanya saat ditemui di stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Senin (2/10/2023), dikutip dari Kompas.com.

Setelah proses kajian kereta cepat Bandung-Surabaya selesai dari pemrakarsa, pemerintah akan melanjutkan kajian itu secara internal untuk menghitung besaran biaya pembangunan infrastruktur tersebut.

"Kemudian akan kita lanjutkan dengan studi dari kita sendiri, studi lanjutan. Setelah hitung-hitungan, kalkulasi, selesai, baru dibutuhkan. Tahapannya dari dulu seperti itu," jelas Jokowi.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan, perjalanan Jakarta-Surabaya dapat ditempuh dalam 3,5 jam jika proyek tersebut terealisasikan.

"Bayangkan ini cuma 25 menit sampai Padalarang, kalau sampai Surabaya 3,5 jam. Jadi itu menjadi suatu obsesi kita," ujarnya di Stasiun Halim, Jakarta, Senin (2/10/2023), dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, saat ini perencanaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya tengah digodok oleh pemerintah untuk kemudian diteruskan oleh pemerintahan periode selanjutnya.

"Kita membuat suatu proposal juga, nanti diajukan. Bahwa nanti diputuskan oleh pemerintahan yang akan datang ya monggo, tapi kita sudah letakkan dasar-dasar dan rencana ke depan seperti itu," tukasnya.

(Penulis: Bagus Puji Panuntun; Isna Rifka Sri Rahayu | Editor: Gloria Setyvani Putri; Aprillia Ika)