Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Membebani Uang Negara, META Menyeruak di Antara Para Raksasa

Pegawai Kantor Pajak Makassar Selatan, Sulawesi Selatan, ini mengenang rasa gembiranya saat mencoba kali pertama berkendara di Tol Layang AP Pettarani, sepekan pasca diresmikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kamis (18/3/2021) lalu.

Menekan waktu tempuh perjalanan adalah alasan Ridho melintasi jalan bebas hambatan berbayar yang juga dikenal dengan sebutan Jalan Tol Ujungpandang Seksi 3, ini.

Sebelumnya, Ridho harus menempuh waktu sekitar 1 jam dan bergelut dengan kemacetan ketika melintasi jalan non-tol rute Maros-Makassar.

"Kini, hanya 30 menit. Cukup banyak waktu bagi saya untuk jumpa dan berkumpul kembali dengan keluarga di rumah," kata Ridho.

Sementara, Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin Agus Salim menilai jalan tol ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Makassar.

"Meski belum terlalu signifikan karena masih harus diuji oleh waktu dan kapasitas jalan belum termanfaatkan seratus persen, tapi peran strategisnya ada dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," papar Agus kepada Kompas.com, Rabu (30/11/2022).

Jalan Tol Layang AP Pettarani adalah satu dari lima portofolio jalan tol yang dimiliki oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk atau META.

Hingga November 2022, melalui entitas anak PT Marga Utama Nusantara (MUN), tol kelolaan META mencapai total panjang sekitar 76,85 kilometer.

Mencakup Tol Serpong-Ulujami (BSD) sepanjang 7,25 kilometer, dan Tol Akses Pelabuhan Makassar sepanjang 10,03 kilometer.

Kemudian Tol Ujungpandang Seksi 1-3 yang membentang 11,57 kilometer, Jalan Lingkar Barat I sepanjang 10,00 kilometer, dan Tol Layang MBZ sepanjang 38 kilometer. 

Hal ini membuktikan, bahwa META mampu menyeruak di antara para raksasa dan nama-nama besar perusahaan lain seperti Astra Infra dengan konsesi dan kelolaan 357,6 kilometer, dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk sepanjang 101 kilometer.

Terlebih bila dibandingkan dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) milik negara macam PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Selain itu, patut dicatat pula bahwa dalam merealisasikan pembangunan jalan tol ini, META diketahui tidak membebani Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Direktur Utama META Ramdani Basri menggarisbawahi, bahwa jalan-jalan tol yang dikembangkan, terutama di Makasssar, Sulawesi Selatan, adalah investasi swasta murni.

META-lah yang menjadi salah satu pionir perusahaan swasta yang mampu meraup dana dari investor asing, Metro Pacific Toll Ways Corp, untuk membangun jalan tol di Indonesia.

"Meski harus melalui perjuangan berat di tengah regulasi yang kurang mendukung saat pertama kali terjun di sektor infrastruktur jalan tol, tapi kami mampu bertahan. Karena kami yakin dan optimistis bahwa infrastruktur sangat dibutuhkan masyarakat," tutur Direktur Utama META Ramdani Basri saat berkunjung ke kantor redaksi Kompas Gramedia Group, di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (1/11/2022).

Dus, tak sekadar membangun, imbuh Ramdani, META sangat fokus pada kualitas. Baik saat melakukan persiapan, pelaksanaan, atau pun saat operasionalisasi jalan tol.

Inovasi berbuah apresiasi

Mulusnya Jalan Tol Layang AP Pettarani adalah respresentasi dari ketatnya META dalam menjaga kualitas yang berbuah apresiasi dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Basuki mendapuk tol ini sebagai contoh jalan tol berkualitas yang didukung teknologi konstruksi mutakhir serta inovasi peran aktif swasta dalam pembangunan infrastruktur Nasional.

"Sekecil apa pun inovasi itu, saya apresiasi. Mereka juga menerapkan teknologi mutakhir," ujar Basuki.

Teknologi mutakhir dimaksud adalah formwork pier head tanpa shoring, erection box girder dengan double gantry.

Tak hanya dari Basuki, sejumlah inovasi META ini juga diganjar penghargaan "2nd Mino Best Project Awards" untuk kategori jalan dengan volume tinggi (high-volume road category).

Ini adalah ajang penghargaan internasional yang diselenggarakan oleh Road Engineering for Asia dan Australasia (REAAA) selama dua hari di Manila dan disiarkan secara virtual, 13-15 September 2021.

Direktur Utama PT Margautama Nusantara (MUN) Danni Hasan menambahkan, konstruksi Tol Layang AP Pettarani menerapkan konsep design and build (rancang dan bangun) yang dilaksanakan sejak 2018.

Selain inovasi perencanaan dan pelaksanaan, dari sisi lingkungan pun, pembangunan tol layang ini telah menerapkan konsep green infrastructure dengan mengedepankan unsur keselamatan dan keamanan hingga tercapai zero fatal accident.

"Perusahaan juga telah melakukan perbaikan dan pengembalian kondisi Jalan Arteri AP Pettarani, sehingga lebih ramah bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda," tutur Danni.

Danni menambahkan, penghargaan yang didapatkan merupakan suatu kebanggaaan bagi perseroan atas kontribusi yang diberikan melalui proyek dengan nilai investasi Rp 2,243 triliun ini.

Menurutnya, penghargaan ini akan menjadi semangat dan motivasi perseroan untuk terus mendukung pembangunan infrastruktur nasional yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Selain itu, pembangunan infrastruktur ini juga dapat meningkatkan perekonomian daerah, salah satu solusi dalam mengurai kemacetan di sekitar kawasan Panakkukang dan Rappocini, serta berdampak positif bagi lingkungan.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/11/30/230238221/tak-membebani-uang-negara-meta-menyeruak-di-antara-para-raksasa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke