Di antaranya adalah KPBU Perumahan, kredit konstruksi, kredit mikro perumahan, reverse mortgage loans, KPR Inden, KPR Sewa Beli atau rent to own, hingga securitization guarantee.
Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo menjelaskan, produk-produk anyar tersebut sebagai bagian dari perluasan mandat Perseroan yang saat ini terus dikaji sesuai dengan timeline Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
"Penyusunan kajian dan manual produk perluasan mandat Perseroan ini terus kami lakukan. Penjajakan untuk pilot project-nya pun sedang berproses. Yang tahun ini sudah disalurkan adalah Kredit Konstruksi senilai Rp 223 miliar," ungkap Heliantopo menjawab Kompas.com, Jumat (4/11/2022).
Selain Kredit Konstruksi, hingga Kuartal III-2022, SMF telah menyalurkan produk-produk dalam rangka implementasi perluasan mandat dari Pemerintah, yaitu Kredit Mikro Perumahan senilai Rp 91,87 miliar, dan Kredit Multi Guna Perumahan sebesar Rp 997 miliar.
Selama ini, SMF berperan di sisi demand seperti menyalurkan kredit perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM).
Kemudian, melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2020 dan Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2020, peranan SMF diperluas hingga ke sisi supply.
"Salah satunya dengan menyalurkan kredit konstruksi yang telah dimulai pada Tahun 2022 ini kepada sekitar tiga pengembang perumahan," imbuh Sekretaris Perusahaan SMF Primasari Setyaningrum.
Jika sebelum perluasan mandat, SMF 'bermain' di pembiayaan sekunder atau secondary financing, sekarang boleh masuk ke project financing, pinjaman beragunan, pinjaman paripassu, warehousing, penyertaan, sekuritisasi dan banyak lainnya.
Dengan demikian, peranan SMF tak hanya membantu masyarakat mendapatkan rumah, juga memberikan insentif bagi para developer menyediakan rumah yang dibutuhkan masyarakat.
Produk-produk ini, dikatakan Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesinambungan pembiayaan perumahan yang terjangkau oleh masyarakat serta memperluas akses dana murah jangka panjang.
Menurut Ananta, penggunaan dana murah jangka panjang ini sangat penting, karena perumahan merupakan sektor yang membutuhkan dukungan dana panjang.
"Kalau untuk membiayai perumahan yang bersifat jangka panjang gunakanlah sumber dana jangka panjang. Jangan gunakan dana jangka pendek, jangan seperti tahun 1997-1998 yang menyebabkan krisis multidimensi," imbuh Ananta.
Karena itulah, berbagai inisiatif terus dilakukan Perseroan, termasuk mulai melakukan pengembangan pasar pembiayaan perumahan yang berwawasan lingkungan.
Dalam pelaksanaanya, Perseroan memandang perlu menyusun kajian pengembangan Green Housing Finance. Perseroan juga mendalami lebih lanjut tahapan awal dari penerbitan Green Bonds dan Sustainability Bonds.
"Kami juga tergabung dalam Task Force Indonesian Green and Affordable Housing Program (IGAHP) yang diinisiasi oleh Kementerian PUPR," tuntas Ananta.
https://www.kompas.com/properti/read/2022/11/06/100000121/dukung-percepatan-pembangunan-perumahan-smf-tawarkan-produk-baru