Pada tahun-tahun sebelumnya, LMAN biasanya mengucurkan dana sektor non-jalan tol untuk beberapa proyek selain bendungan seperti pelabuhan dan perkeretaapian.
Namun, kali ini berbeda karena LMAN hanya mengucurkan dana pengadaan lahan untuk proyek bendungan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pengadaan dan Pendanaan Lahan LMAN Qoswara dalam media briefing di Jakarta, Jumat (25/6/2022).
"Yang menarik adalah untuk non-tol, tahun lalu biasanya masih ada selain bendungan, ada pelabuhan, ada kereta api. Tapi, di pertengahan tahun ini, 17 Juni (2022) tidak terselip namanya selain bendungan," terang Qoswara.
Dana sebesar Rp 1,96 triliun itu dialokasikan untuk lima proyek bendungan yakni Margatiga senilai Rp 608 miliar.
Kemudian, Bendungan Bener senilai Rp 436 miliar, Sadawarna Rp 226 miliar, Karian dan Rukoh, masing-masing sebesar Rp 183 miliar dan Rp 111 miliar.
Sejak tahun 2016 hingga 17 Juni2022, LMAN menyalurkan dana sebesar Rp 95,89 triliun untuk pengadaan lahan Proyek Straregis Nasional (PSN).
Dari jumlah tersebut, realisasi pendanaan lahan bagi sektor jalan tol merupakan yang tertinggi yakni senilai Rp 81,74 triliun.
Lalu, diikuti oleh proyek bendungan senilai Rp 9,84 triliun, kereta api Rp 2,83 triliun, dan pelabuhan Rp 795 miliar.
Selanjutnya, proyek irigasi Rp 562 miliar, air baku sebesar Rp 30 miliar, serta Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) senilai Rp 85 miliar.
Pendanaan lahan jalan tol melalui skema pembayaran langsung memiliki porsi besar, yaitu 80 persen atau Rp 3,21 triliun.
Sementara sisanya atau senilai Rp 828 miliar dilakukan lewat dana talangan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
https://www.kompas.com/properti/read/2022/06/25/160000121/danai-lahan-proyek-bendungan-lman-kucurkan-rp-1-96-triliun