Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Crazy Rich Indonesia, dan Laporan Kekayaan dalam Perspektif ESG

Hal ini termasuk preferensi investasi dan pola belanjanya, dan tren baru dalam sektor investasi dan pengelolaan aset yang berkembang dalam skala global.

UHNWI adalah individu yang memiliki kekayaan setidaknya 30 juta dollar AS atau setara Rp 430 miliar. Kita mengenal UHNWI dengan sebutan crazy rich.

Bahasan TWR umumnya diawali dengan pengolahan data statistik yang menjelaskan tren pertumbuhan UHNWI di 200 negara di dunia.

Selanjutnya TWR menelaah detil preferensi investasi dan pola belanja UHNWI yang dibahas berjenjang, pada skala regional dan global.

Temuan dalam TWR terkait preferensi dan pola belanja UHNWI didapatkan dari attitude survey, dengan keterlibatan 600 responden yang berlatar belakang private bankers, wealth advisors dan pengelola aset dari berbagai belahan dunia.

Survei ini dilakukan selama kurun waktu Oktober-November 2021.

Berdasarkan TWR 2022, disebutkan bahwa UHNWI di Indonesia diprediksi akan tumbuh menjadi 1.810 jiwa pada tahun 2026.

Pertumbuhan UHNWI Indonesia ini masuk pada kategori tertinggi di Asia, bersama dengan Malaysia, Singapura, Cina, Korea Selatan, Filipina, dan India.

Salah satu tren yang konsisten diidentifikasi dalam TWR adalah terkait ESG, atau Environment, Social dan Governance sebagai konsep dalam upaya pemeliharaan lingkungan hidup yang dilakukan dalam mengelola aset atau bisnis.

ESG disebutkan dalam TWR sebagai suatu instrumen fundamental yang dirujuk oleh korporasi untuk menjalankan strategi bisnis dan investasi.

Instrumen ini juga digunakan sebagai acuan global dalam mencapai pengurangan emisi karbon, dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Pada TWR 2020, green agenda disebutkan telah menjadi perspektif yang mewarnai pengambilan keputusan oleh para UHNWI.

Hal ini diindikasikan oleh 50 persen responden yang menyatakan pentingnya faktor akses menuju green space bagi para UHNWI dalam memilih hunian.

Bahkan faktor ini mengalahkan faktor ketersediaan fasilitas dan desain properti.

Selain itu 36 persen responden menyatakan kebutuhan penggunaan energi yang efisien dan ramah terhadap lingkungan dalam operasional bangunan.

ESG disebutkan tidak hanya terkait upaya pelestarian lingkungan hidup, namun juga terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan/bisnis, etika terhadap lingkungan, keberlanjutan bisnis dan long-term profit.

Masih dari TWR 2020 disebutkan bahwa 73 persen responden menyatakan bahwa UHNWI khawatir terkait dampak perubahan iklim terhadap operasional bisnisnya.

Selanjutnya dalam TWR 2021 disebutkan bahwa, 43 persen UHNWI menyatakan tertarik untuk fokus berinvestasi dengan agenda ESG, hal ini dengan harapan tumbuhnya permintaan pasar yang lebih baik dan efisiensi dalam operasional bangunan.

Masih dari sumber yang sama disebutkan bahwa, tiga isu terbesar yang memengaruhi pertumbuhan kekayaan/aset, yaitu kesempatan investasi pasca pandemi (87 persen), disrupsi teknologi 47 persen, dan perbaikan perspektif geopolitik (31 persen).

Sementara agenda ESG berada pada urutan ke-6 (22 persen) sebagai isu yang dianggap memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan aset.

Sementara itu, dalam TWR 2022 yang baru saja dirilis oleh Knight Frank Global disebutkan bahwa, agenda ESG saat ini diperhitungkan sebagai instrumen yang mempertajam keuntungan bagi investor.

Selain itu, TWR 2022 juga menyebutkan bahwa strategi investasi yang dinyatakan oleh UHNWI penting dan perlu diapresiasi adalah ESG, pertumbuhan pendapatan, preservasi modal, dan apresiasi modal.

Terkait implementasi ESG dalam sektor properti di Indonesia yang disebutkan dalam TWR 2022 menyatakan keunggulan implementasi ESG yang tumbuh progresif dan semakin diakui oleh para investor.

Hal ini terkait efisiensi yang dihasilkan dari implementasi ESG di beberapa gedung, terutama terkait efisiensi biaya operasional pemakaian listrik dan air, serta usia bangunan yang lebih panjang, umumnya gedung untuk sektor perkantoran.

Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa driving factor dalam investasi properti berbasis ESG adalah terbuktinya kualitas portofolio dalam jangka panjang di masa depan, konsekuensi efisiensi, kesempatan untuk return yang lebih baik, dan reputasi investasi yang lebih baik.

Pergeseran persepsi UHNWI dalam berinvestasi properti yang berbasis ESG pada 2022 terlihat lebih baik dari sebelumnya, hal ini diantaranya tidak terlepas dari acuan implementasi investasi properti berbasis ESG yang telah dilakukan di beberapa kota dunia, seperti London, New York dan Shanghai.

Dan ada Istanbul, juga Dubai yang didapuk sebagai kota paling berketahanan iklim yang telah mengimplementasikan berbagai program ramah lingkungan dalam pengelolaan properti kotanya.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/03/14/103000121/crazy-rich-indonesia-dan-laporan-kekayaan-dalam-perspektif-esg

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke