Ke empat PLBN tersebut meliputi, PLBN Terpadu Long Nawang di Kabupaten Malinau, PLBN Terpadu Long Midang di Kabupaten Nunukan, PLBN Terpadu Labang di Kabupaten Nunukan, dan PLBN Terpadu Sei Pancang di Kabupaten Nunukan.
Jika dihitung jumlah anggaran yang digunakan untuk pembangunan empat PLBN Terpadu tersebut, totalnya mencapai Rp 885,28 miliar
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan PLBN tidak hanya bertujuan untuk pos lintas batas negara, namun juga akan didorong menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Dengan demikian, kehadiran PLBN nantinya diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan.
"Pembangunan PLBN tidak hanya sebagai gerbang masuk namun menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan," kata Basuki dikutip dari keterangan pers, Sabtu (05/02/2022).
Pertama, pembangunan PLBN Terpadu Long Nawang. Berada di Kabupaten Malinau yang berbatasan langsung dengan Long Busang di Sarawak, Malaysia.
Pengerjaannya telah dimulai pada 3 September 2020 dan ditargetkan selesai 25 Desember 2022. Kini progresnya mencapai 33,49 persen.
Anggaran pembangunan PLBN Terpadu Long Nawang bersumber dari APBN senilai Rp 225,3 miliar.
Ruang lingkup pekerjaan yang tengah diselesaikan meliputi bangunan utama, gudang, mess pegawai, tower air, gerbang Tasbara, masjid, foodcourt, power house dan plumbing (MEP), lansekap, dan bangunan penunjang.
Kedua, PLBN Terpadu Long Midang di Kabupaten Nunukan mulai dikerjakan pada 8 Oktober 2020 dan direncanakan selesai 25 September 2023 dengan progres fisik 5,63 persen.
Pekerjaan yang dilaksanakan hampir sama dengan PLBN Terpadu lain berupa bangunan inti dan fasilitas penunjang lainnya dengan anggaran sebesar Rp 200,7 miliar.
Pekerjaan pembangunan PLBN Terpadu Long Midang mengalami beberapa kendala, diantaranya akses mobilisasi peralatan dan material melalui jalur darat yang belum tersedia.
Kemudian juga sempat mengalami penurunan permukaan tanah serta longsor di lereng sebelum kegiatan land clearing dan galian.
Ketiga, yakni PLBN Terpadu Labang di Kabupaten Nunukan. Dikerjakan sejak 25 November 2020 dan ditargetkan selesai 14 Desember 2022.
Biaya pembangunan PLBN dengan progres konstruksi 27,95 persen ini sebesar Rp 210,7 miliar.
Adapun pekerjaan yang tengah dileselesaikan meliputi bangunan pemeriksaan, mess pegawai, kantor pegawai, tower air, rumah pompa (GWT), power house, tambatan perahu, Tempat Pembuangan Sampah (TPS), mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP), lansekap, dan bangunan penunjang.
Terakhir PLBN Terpadu Sei Pancang atau biasa disebut Sei Nyamuk yang juga berada di Kabupaten Nunukan.
PLBN ini berada Kecamatan Sebatik Utara yang dapat diakses menggunakan speed boat dari Kota Tarakan dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.
PLBN Terpadu Sei Pancang memiliki luas lahan 68.169 meter persegi dibangun zona inti dan zona pendukung yang meliputi bangunan utama setinggi 3 lantai seluas 5.613 meter persegi, mess pegawai setinggi 2 lantai dengan luas meter persegi, dan Wisma Indonesia setinggi 2 lantai seluas 1.888 meter persegi.
Pembangunan PLBN ini mulai dikerjakan pada 24 Februari 2020 dengan progres 82,1 persen dan ditargetkan selesai 13 Juni 2022.
PLBN Sei Pancang juga mengembangkan konsep infrastruktur hijau melalui penataan lansekap, penanaman pohon dan rumput serta roof garden untuk bangunan bertingkat dengan total anggaran konstruksi sebesar Rp 248,58 miliar.
https://www.kompas.com/properti/read/2022/02/06/140000921/dianggarkan-rp-885-28-miliar-4-plbn-terpadu-sedang-dibangun-di-kaltara