Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tetangga Indonesia, Vietnam, Genjot Infrastruktur dengan Anggaran Fantastis

Dilansir dari e.vnexpress.net, Kementerian Perhubungan mengumumkan rencana induk 2030 untuk infrastruktur transportasi senilai 65 miliar dolar AS atau Rp 927,7 triliun.

Anggaran sebesar ini akan digunakan untuk renovasi infrastruktur jalan raya, pembangunan jalan tol, kereta api, jalur air pedalaman, laut dan udara.

Agar masterplan tersebut terlaksana pada periode 2021-2030 dan dengan visi hingga 2050, Departemen Perhubungan dan Institut Strategi di bawah Kementerian Perhubungan Vietnam membuat tiga proposal berbeda.

Proprosal pertama menelan biaya sekitar 43,3 miliar dollar AS (Rp 613 triliun) atau 1,1 persen dari PDB negara tersebut.

Anggaran ini khusus digunakan untuk membangun jalan tol sepanjang 5.000 kilometer, menyelesaikan Bandara Internasional Long Thanh, yang terbesar di Vietnam setelah selesai di Provinsi Dong Nai yang berbatasan dengan Kota Ho Chi Minh.

Kemudian Pelabuhan Lach Huyen, pelabuhan laut dalam di kota pelabuhan utara Hai Phong, dan dua rute kereta api berkecepatan tinggi antara Hanoi dan Vinh, Ibu Kota Provinsi Nghe An tengah utara, dan Kota Ho Chi Minh dan Nha Trang, kota pantai di Provinsi Khanh Hoa tengah-selatan.

Selanjutnya, proposal kedua dengan perkiraan biaya investasi mencapai 53,13 miliar dollar AS atau 1,3 persen dari PDB.

Anggaran pembangunan kedua ini digunakan untuk menyelesaikan 5.000 kilometer jalan tol, membangun dua kereta api berkecepatan tinggi, bersama dengan penyelesaian dua ruas rel kereta api yang menghubungkan Pelabuhan Lach Huyen dengan Terminal Peti Kemas Internasional Tan Cang-Cai Mep di Provinsi Ba Ria-Vung Tau yang berbatasan dengan Kota Ho Chi Minh.

Pekerjaan lainnya adalah renovasi jalan dan jembatan kereta api melintasi Sungai Duong di Hanoi, pengerukan saluran air antara Kota Hai Phong dan Provinsi Phu Tho yang berbatasan dengan Hanoi untuk melayani kapal kontainer, dan peningkatan Kanal Cho Gao yang menghubungkan Kota Ho Chi Minh dan Delta Mekong serta Cai Mep.

Proposal kedua juga termasuk menyelesaikan tahap kedua dari bandara Long Thanh, terminal ketiga untuk bandara Tan Son Nhat HCMC dan bandara Noi Bai Hanoi, perluasan bandara Dien Bien di provinsi pegunungan utara Dien Bien dan bandara Con Dao di pulau eponim di lepas pantai selatan.

Sementara proposal ketiga diperkirakan menghabiskan biaya investasi sebesar 65,16 miliar US Dolar atau sekitar Rp 927,7 triliun atau 1,7 persen dari PDB.

Ini akan menjadi perpanjangan dari proposal pertama, dengan pekerjaan tambahan termasuk serangkaian perkeretaapian di berbagai bagian negara.

Kementerian Perhubungan mengatakan, master plan sistem infrastruktur lalu lintas ditargetkan dapat mendongkrak kapasitas angkutan kargo mencapai 4,4 miliar ton per tahun, dan akan naik 6,8 persen per tahunnya.

Sedangkan angkutan penumpang ditargetkan dapat mencapai 10,4 miliar orang per tahun dengan peningkatan tahunan 7,3 persen.

"Angkutan jalan raya akan menjadi pemain utama dengan target mengangkut 2,76 juta ton kargo dan 9,43 juta penumpang per tahun," seperti dikutip Kompas.com dari e.vnexpress.net, Kamis (20/05/2021).

Mengomentari tiga usulan tersebut, Menteri Perhubungan Nguyen Van The akan bekerja sama dengan instansi terkait untuk meningkatkan investasi pembangunan infrastruktur lalu lintas sebesar 4 sampai 5 persen dari PDB, jika ingin membuat "terobosan".

"Rencana tersebut harus menjelaskan berapa banyak modal yang dibutuhkan dalam setiap periode dan masalah apa yang bisa diselesaikan, serta bagaimana ekonomi akan berkembang," kata The.

Dia menyarankan unit di bawah kementerian mempertimbangkan opsi untuk menerbitkan obligasi pemerintah untuk pembangunan infrastruktur lalu lintas dan kemudian memungut biaya tol untuk mengembalikan modal negara.

Sementara itu, mantan Wakil Menteri Perencanaan dan Investasi Dang Huy Dong mengatakan untuk negara dengan wilayah panjang yang membentang dari utara ke selatan, Vietnam harus lebih memperhatikan pengembangan kereta api.

"Hal ini untuk meningkatkan transportasi kargo karena akan membantu menghemat lebih banyak biaya logistik dibandingkan transportasi jalan raya," tuntas Huy Dong.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/05/20/131511721/tetangga-indonesia-vietnam-genjot-infrastruktur-dengan-anggaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke