Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Strategi Daur Ulang Aset Ditempuh Waskita Lewat Investasi, Konstruksi dan Divestasi Tol

Director of Business Development & QSHE Waskita Karya Fery Hendriyanto mengatakan, model bisnis jalan tol perseroan berbeda dengan perusahaan operator jalan tol lainnya.

"Waskita menciptakan value (nilai) dengan daur ulang aset lewat proses investasi, konstruksi dan divestasi,” jelas Fery dikutip dari siaran pers, Kamis (15/04/2021).

Dia menjelaskan, Waskita mulai berinvestasi pada ruas-ruas jalan tol melalui akusisi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) maupun lewat tender investasi yang diadakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).

Pada puncaknya, portofolio jalan tol Waskita mencakup 18 ruas sepanjang 1.031 kilometer. Di mana, 15 ruas terletak di Pulau Jawa dan 3 ruas lainnya di Pulau Sumatera.

Waskita juga terlibat dalam konstruksi pembangunan tol-tol tersebut.

“Dengan investasi tol, Waskita juga mendorong pertumbuhan kinerja lini bisnis lainnya yaitu jasa konstruksi dan manufaktur beton pra-cetak,” imbuh Ferry.

Setelah ruas tol selesai dibangun dan telah beroperasi penuh maupun sebagian, Waskita akan menawarkan ruas tol tersebut kepada investor atau partner strategis yang berminat lewat proses divestasi. 

Dari proses divestasi, Waskita mendapatkan dua keuntungan yaitu mengembalikan kapasitas pendanaan lewat pengurangan utang dan memperoleh dana segar untuk pengembangan proyek infrastruktur lainnya.

Hingga saat ini, Waskita telah melakukan lima transaksi divestasi.

Pada April Tahun 2018, Waskita melepas 70 persen saham PT Waskita Transjawa Toll Road senilai Rp 5 triliun melalui penerbitan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).

Akhir Tahun 2019, Waskita melakukan divestasi ruas Tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono dengan total nilai Rp 2,4 triliun.

Sedangkan November 2020, Waskita melepas 30 persen saham ruas Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) sebesar Rp 550 miliar lewat penerbitan RDPT. Kini, Waskita memiliki 13 ruas tol yang telah beroperasi.

Ferry menuturkan, manajemen Waskita tetap berkomitmen untuk merealisasikan program divestasi yang sempat tertunda sejak tahun lalu akibat Pandemi Covid-19.

Pada Maret 2021, PT Waskita Toll Road (WTR) telah menandatangani Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) untuk 2 transaksi divestasi.

Transaksi divestasi tersebut berupa pelepasan 30 persen saham Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) kepada Kings Ring Ltd serta divestasi 20 persen saham di Tol Semarang-Batang melalui penerbitan RDPT.

Adapun total nilai kedua transaksi divestasi jalan tol tersebut mencapai Rp 2,3 triliun.

Terbaru, Waskita dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) juga telah menandatangani CSPA untuk divestasi 20 persen saham Tol Semarang-Batang dan 35 persen Tol Cinere-Serpong senilai Rp 2,06 triliun, Senin (12/04/2021).

Transaksi dilaksanakan dengan skema konversi saham (share swap) maupun pembayaran tunai.

Fery menjelaskan, Waskita menargetkan pelepasan 9 ruas jalan tol pada tahun 2021 dengan perkiraan total nilai mencapai Rp 10 triliun-Rp 11 triliun.

Waskita juga berpotensi mengurangi utang hingga Rp 20 triliun apabila seluruh divestasi dapat terlaksana.

“Divestasi tahun ini akan menggunakan beberapa skema transaksi yaitu divestasi langsung, penerbitan RDPT, dan juga shareswap dengan partner strategis,” tutup Fery.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/04/15/130000421/strategi-daur-ulang-aset-ditempuh-waskita-lewat-investasi-konstruksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke