Hutama Karya Incar Kontrak Baru Proyek Strategis Nasional Rp 20,59 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hutama Karya (Persero) mengincar peroleh kontrak baru hingga Rp 20,59 triliun tahun 2021 melalui proyek-proyek strategis nasional (PSN) pemerintah.

EVP of Corporate Secretary PT Hutama Karya (Persero) Tjahjo Purnomo menuturkan sejumlah PSN yang dibidik antara lain bendungan, infrastruktur jalan, dan engineering, procurement and construction (EPC).

Selain itu, tahun ini juga perusahaan akan fokus pada optimalisasi anak perusahaan mulai dari PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), PT Hakaaston (HKA), dan PT HK Realtindo (HKR).

Penerapan teknologi konstruksi terkini dan digitalisasi, juga perlahan-lahan telah diterapkan perusahaan pada seluruh unit bisnisnya.

"Dari sisi engineering, Hutama Karya telah menggunakan Autodesk BIM 360 yang mampu mengendalikan proyek bangunan sejak fase awal dan mengomunikasikan desain yang
dimaksud secara efektif," jelasnya.

Sedangkan dari sisi supply chain management, Hutama Karya telah menggunakan aplikasi
berbasis SAP untuk memantau dan memproses tagihan yang masuk dari berbagai rekanan perusahaan, hingga menjalankan proses bisnis berbasis Enterprise Resource Plannig (ERP).

Tjahjo menuturkan meski di tengah situasi pandemi Covid-19, hingga saat ini Hutama Karya masih tetap mampu menggarap beberapa proyek strategis penting di Indonesia.

Proyek-proyek yang berhasil didapatkan di tengah pandemi yakni Irigasi Rentang, Chevron TTM (Tahap I), Dermaga Semarang Peldam, Interchange Margabumi, Bandara Internasional Lombok Lanjutan, Tanggap Darurat Sungai Radda dan Sungai Rongkong, Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan Bailey,

Kemudian Bendungan Bintang Bano Lanjutan, RS Pendidikan Hasanudin, Politeknik STAN, Rumah Sakit Kupang, Jargas Musirawas, dan Dermaga TBBM Tanjung Batu, hingga Pengembangan Kawasan Lumbung Pangan Baru atau Food Estate yang berlokasi di Kalimantan Tengah.

Pada awal Maret 2021, Hutama Karya juga baru saja mendapatkan kontrak pembangunan sisi timur kawasan sirkuit MotoGP Mandalika di Nusa Tenggara Barat.