Seperti di film, Indra Jegel juga anak bungsu di keluarganya, yang pendapatnya kadang kala tak dihiraukan.
Namun, Sahat sangat dekat dengan bapak ibunya serta kakaknya. Sementara, ia tak dekat dengan dua abangnya.
Boris juga merasa cerita dalam film ini sangat related. Ia juga kerap menemui karakter anak sulung Batak di kehidupan sehari-hari.
Sementara, Arswendi karakternya yang keras sebagai Pak Domu sangat berbeda jauh dengan karakternya di dunia nyata.
"Saya sendiri sebagai bapak memang demokratis. Ini beda, dia (Pak Domu) enggak boleh demokratis. Dan dia harus punya istri yang patuh," kata Arswendi.
Tika Panggabean justru melihat sosok Mak Domu seperti ibunya.
Baca juga: Jadi Anak Bungsu di Ngeri Ngeri Sedap, Indra Jegel Merasa Perankan Diri Sendiri
Para pemain menceritakan tantangannya main dalam film Ngeri Ngeri Sedap.
Para pemain merasa tantangan terbesarnya karena mereka harus main dengan genre drama.
Sementara, para pemain dalam film tersebut rata-rata komika. Sehingga kadang kala sulit menahan tawa ketika masuk set.
Bahkan, saat sedang take adegan sedih, para pemain beberapa kali tidak kuat menahan tawa.
Sampai-sampai Bene Dion menyiapkan pecut untuk memastikan para pemainnya tidak lagi ketawa saat syuting.
Baca juga: Boris Bokir Alami Pendarahan di Usus Saat Syuting Film Ngeri-Ngeri Sedap
"Kita kan biasanya kalau dikasih script gitu, 'ini line-nya, tolong dilucuin'. Nah, ternyata pas dibaca ini mana lucunya,” kata Indra Jegel.
"Apa emang nanti baru di set ya komedinya? Taunya tidak boleh sama sekali. Tidak ada komedi sama sekali," ujar Boris Bokir menimpali.
Di tengah keseruan syuting ternyata di balik itu semua para kru dan cast diberi cobaan.
Pasalnya, di tengah syuting, Boris Bokir sempat mengalami pendarahan di bagian usus. Akibatnya, ia kekurangan darah.