Ferry Irawan Ungkap Kronologi hingga Divonis Sakit Distonia

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada periode tahun 1990-an, wajah pesinetron Ferry Irawan wara-wiri di televisi membintangi sejumlah judul sinetron.

Merasa masih muda dan kuat, Ferry Irawan akui memforsir diri bekerja tak kenal waktu ketika itu.

"Mungkin zaman itu kan PH cuma dua. Aku pernah syuting dari jam 9 pagi hari Rabu, break-nya hari Kamis jam 11 siang," kata Ferry Irawan, dikutip dari kanal YouTube Melaney Ricardo, Rabu (8/9/2021).

Kala itu, penayangan sinetron di Indonesia masih memakai sistem mingguan, belum stripping atau kejar tayang.

Baca juga: Ungkap Kondisi Saat Distonia-nya Kambuh, Ferry Irawan: Kepala Miring, Ngeces Terus

Sementara itu, Ferry Irawan bisa bermain di tiga sinetron sekaligus dalam satu minggu.

Hingga akhirnya, pada tahun 1999 ketidakberuntungan dialami Ferry Irawan.

"Suatu waktu aku sakit kepala pertama, 'ah migrain kali'. Ke dokter, 'oh kamu vertigo'," ungkap Ferry Irawan.

Namun, semakin lama posisi kepalanya tertarik hingga miring. Kemudian, ia sudah coba diurut tetapi posisi kepalanya tidak bisa kembali.

Oleh karenanya, ia putuskan untuk konsultasi ke dokter dan melakukan pemeriksaan MRI dan CT-scan.

"Pas diperiksa semuanya, pembuluh darahku udah pecah. Tapi larinya bukan ke stroke. Enggak mencong, tapi ngomongnya pelo," ucap Ferry Irawan.

Baca juga: Stadium 3 Distonia, Ferry Irawan Berharap Penyakitnya Tak Bertambah Parah

Bahkan, Ferry Irawan mengisahkan sampai pergi ke enam dokter. Hingga akhirnya bertemu Profesor Jusuf Miscbah dan dinyatakan mengidap distonia.

Penyakit itu menyerang motorik saraf otak kecil, yang mana fungsi utamanya adalah menyeimbangkan gerak seluruh tubuh.

Tak hanya itu, ingatan Ferry pun sempat terganggu. Ia mengaku sempat lupa ingin berbicara sampai harus satu jam lamanya baru bisa ingat.

Kini, kondisi Ferry Irawan sudah membaik walau masih bergumul dengan distonia yang sudah stadium tiga.

Baca juga: Ferry Irawan Talak 3 Anggia Novita di Sidang Cerai Perdana