Tompi kemudian mengapresiasi kerja Menteri Kesehatan yang baru, Budi Gunadi Sadikin.
Namun, ia juga mengkritik lemahnya pengawasan Pemerintah terhadap masyarakat dalam upaya menangani Covid-19 di Indonesia.
Musisi sekaligus dokter ini menilai pemerintah masih belum tegas membuat aturan penanganan Covid-19. Salah satunya, kepatuhan masyarakat yang kerap melanggar prokes.
Namun, sebagai masyarakat, ia bersyukur karena Pemerintah masih membolehkan aktivitas berlangsung di tengah bertambahnya angka Covid-19.
Sayangnya, kata Tompi, kelonggaran tersebut tidak dibarengi dengan pengawasan yang ketat dari pemerintah perihal penerapan prokes di masyarakat.
Akibatnya, angka positif Covid-19 yang terus meningkat tajam dari hari ke hari.
Baca juga: Tompi Kritisi Lemahnya Pengawasan Pemerintah Tangani Covid-19
Misalnya, seperti yang terjadi pada Kamis (25/6/2021), pemerintah melaporkan penambahan 20.574 kasus baru Covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir.
Jumlah ini memperlihatkan kondisi pandemi memburuk di Tanah Air.
Angka tersebut merupakan penambahan kasus harian tertinggi sejak kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi pada 2 Maret 2020.
Dengan penambahan tersebut, hingga Kamis, tercatat ada 2.053.995 kasus Covid-19 di Tanah Air.
Dalam data yang sama juga dilaporkan penambahan 355 kasus kematian akibat Covid-19. Dengan demikian, pasien Covid-19 meninggal dunia menjadi 55.949 orang.
Sementara itu, pasien Covid-19 sembuh bertambah 9.201 orang, sehingga jumlahnya menjadi 1.826.504 orang.
Tompi mengatakan, meski pembagian vaksin telah berjalan, seharusnya Pemerintah juga tetap mengawasi masyarakat agar bisa mengendalikan Covid-19 dengan baik.
Menurutnya, aturan yang dibuat Pemerintah akan sia-sia jika tak diikuti pengawasan yang ketat.
Baca juga: Sesalkan Penanganan Covid-19 di Lhokseumawe, Tompi: Cukup Ibu Saya Jadi Korban
Untuk saat ini, Tompi mengatakan, tak ada gunanya berdebat soal ada tidaknya virus corona atau berbahaya atau tidaknya Covid-19.