Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Sulis Dulu, Kerap Dihina Tetangga hingga Makan Buah Setengah Busuk

Kompas.com - 16/04/2021, 09:50 WIB
Firda Janati,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehidupan Sulis sebelum menjadi penyanyi religi ternyata penuh dengan perjuangan yang tak mudah dilalui.

Penyanyi asal Solo ini mengaku, bukan berasal dari keluarga berkecukupan. Bahkan, bisa disebut serba kekurangan.

Sulis sering mendapat hinaan dari beberapa tetangganya karena kondisi hidupnya.

Dalam vlog Melaney Ricardo, Sulis pertama kalinya menceritakan kehidupan masa kecilnya sebelum jadi penyanyi sukses.

Impian ingin punya televisi

Sulis mengaku, tak pernah sekalipun terbesit dalam pikirannya untuk menjadi penyanyi religi.

Hidup keluarganya yang serba kekurangan saat itu, membuat Sulis hanya ingin membelikan televisi untuk keluarga.

Terlebih, Sulis terkadang tak dizinkan masuk ke rumah tetangga karena keseringan menumpang nonton televisi.

Tak hanya itu, keluarga Sulis juga sempat dihina oleh beberapa tetangganya lantaran tak mampu membeli sebuah televisi.

Baca juga: Tak Pernah Mimpi Jadi Penyanyi Religi, Sulis Hanya Ingin Punya TV Saat Kecil

"Dulu cita-citaku cuma satu, pengin punya TV. Waktu kecil aku numpang kalau liat TV, ya aku pergi ke rumah tetanggaku. Itu pun kadang boleh masuk, kadang enggak dibolehin masuk," ungkap Sulis.

Jangankan televisi, Sulis mengatakan, kondisi rumahnya hanya sepetak tanpa memiliki kamar mandi.

"Rumah aku enggak ada kamar mandi. Jadi MCK (kamar mandi) umum," ujar Sulis.

Pekerjaan ibu dan ayah Sulis

Penyanyi religi berusia 31 tahun ini mengatakan, ayahnya dulu melakoni dua profesi berbeda dari pagi hingga malam.

"Kalau pagi, ayahku jadi supir di satu majikan. Kalau malam, ayahku pinjam becak temannya, ngebecak untuk uang saku aku dan kakak-kakakku sekolah," ujar Sulis.

Baca juga: Kisah Awal Karier Sulis Jadi Penyanyi Religi dan Duet dengan Hadad Alwi

Sementara sang ibu, berjuang keras sebagai penjahit pakaian dalam yang bekerja dari pagi.

"Tiap hari (ibu) jalan, mungkin pulang pergi 10 kilometer, dipundaknya bawa karung dipundaknya. Aku ikutin dari belakang," ucap Sulis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com