Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/04/2020, 14:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bermodal nekat, saya memberanikan diri “melamar” seorang Glenn Fredly, memintanya membuat program khusus bersama dr. Tompi di Narasi.

Padahal, bentuk Narasi seperti apa di awal-awal itu juga belum jelas. Tapi dia percaya pada kami, sedemikian percayanya, sehingga membatalkan rencananya membuat program serupa di televisi nasional, dan memilih Narasi sebagai rumah barunya.

Menembangkan cinta

Ia sangat populer sebagai musikus yang menembangkan cinta. Lagu-lagu syahdunya minimal pernah didengar sekali dalam seumur hidup oleh penduduk Indonesia mana pun.

Bagi banyak kaum muda, salah satu atau dua lagu Kakak Glenn akan mengingatkan mereka pada satu fase dari masa muda yang mengharu-biru. Suaranya menemani banyak dari kita melewati hari-hari yang sulit atau pun baik.

Tapi, percayalah, hayat dan karya Kakak Glenn bukan cuma tentang cinta dalam pengertian romansa. Pada awal dan pada akhirnya, cinta dalam hayat dan karya Kakak Glenn adalah tentang kemanusiaan.

Saya pernah mengajak Kakak Glenn tampil di Shihab-Shihab bersama Abi Quraish Shihab. Ketika itu bulan Ramadan. Kami bertiga hadir di Masjid Bayt Al-Quran.

Menunggu berbuka puasa, kami berbincang tentang keberagamaan dan kemanusiaan. Sesuatu yang selalu dipegangnya sejak kecil, karena ia kerap diajarkan bahwa semua kita bersaudara, tanpa melihat latar belakang agama.

Ia bahkan pernah menjadi produser dan menulis lagu album musik bernapaskan Islam yang bertajuk Hidayah.

Dia adalah sahabat kaum marjinal: dari soal GKI Yasmin, petani Kendeng, warga Tanjung Benoa dan Aru, keluarga tapol Maluku dan Papua, dan banyak lagi.

Ia adalah pembela hak asasi manusia yang gigih walau tanpa banyak orasi -- para aktivis bisa memberi kesaksian yang terang benderang soal satu ini.

Dan sekali lagi tentang cinta dalam kehidupan Kakak Glenn, mungkin Indonesia Timur adalah cinta terbesarnya.

Ia kerap bicara soal kesenjangan yang ia lihat di kampung halamannya di Indonesia Timur. Tidak, ini bukan tentang Ambon atau Maluku yang merupakan tanah kelahirannya belaka, tapi seluruh tanjung dan selat, pantai dan bukit, hutan dan desa-desa di seluruh pelosok timur Indonesia. Berkali-kali, di setiap kesempatan, ia tak pernah lelah berbicara tentang timur Indonesia.

Dengan caranya sendiri, ia selalu mengingatkan kita bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta atau Pulau Jawa.

Glenn adalah juru bicara dengan suara paling indah tentang keberagaman Indonesia, dan betapa keberagaman itu masih timpang di sana-sini, dan tugas kita bersama untuk memperbaikinya dengan segala cara yang kita bisa.

Bukan hanya belantika musik yang menanggung, bukan cuma penggemar setiamu yang merana, Indonesia dan peran-peran kemanusiaan yang pernah kau isi itu ikut merasa kehilangan, Kak.

Tadi malam saya memberitahu Abi Quraish soal kamu, Kak Glenn.

Abi Quraish kemudian berucap, "Kita yakin bahwa rahmat Tuhan yang Maha Luas menyentuh semua makhluknya. Aamiin Ya Rab."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com