Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planet-Sebuah Lament, Karya Garin Nugroho yang Siap Pentas Awal 2020

Kompas.com - 16/12/2019, 15:26 WIB
Andika Aditia,
Tri Susanto Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara yang juga maestro seni Garin Nugroho siap menggebrak tahun 2020 dengan karya kontemporer terbarunya yang berjudul Planet-Sebuah Lament.

Karya yang berisi rangkaian tarian kontemporer ini bakal dipentaskan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada 17-18 Januari 2020 mendatang.

Pertunjukan ini didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Arts Centre Melbourne, dan Asia TOPA.

Baca juga: 38 Tahun Berkarya, Garin Nugroho Akhirnya Genggam Piala FFI 2019

Pertunjukan ini berkisah tentang sebuah lament atau ratapan dalam nyanyian mencari sebuah planet, di mana peradaban dituntut mencari pangan dan energi baru.

Perjalanan dimulai usai bencana tsunami, musnahnya peradaban, dan menyisakan seorang manusia yang mencari harapan.

Di akhir kisah, sebuah planet baru ditemukan setelah melakukan penebusan untuk mendapatkan kembali keseimbangan alam.

Baca juga: Luapan Kekecewaan Garin Nugroho Pemutaran Kucumbu Tubuh Indahku Kembali Dihentikan Paksa

Garin mengaku sengaja memilih isu lingkungan sebagai pemantik dan inti dari cerita karya terbarunya tersebut.

Menurut Garin, isu rusaknya lingkungan adalah realita yang bakal disorot sepanjang tahun 2020 mendatang untuk segera dibenahi bersama.

"Bencana alam sangat luar biasa, jadi itu dialami oleh dunia, laut pun juga begitu sedang bergejolak, lalu energi yang diperbaharui, jadi isu energi dan pangan itu jadi sorotan di 2020," ucap Garin saat ditemui di Gedung Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (16/12/2019).

Baca juga: Garin Nugroho: Saya Kecewa Pemerintah Banyak Mulutnya, Tindakannya Tidak Ada

Garin juga ingin menyentil perilaku manusia yang serakah. Keserakahan manusia menyebabkan kerusakan pada alam.

"Kita memasuki era ketika bumi dipenuhi benda-benda perusak lingkungan dan menjadi monster yang tidak pernah mati," ucapnya.

Dalam karya ini, Garin mengusung konsep perpaduan budaya Indonesia Timur atau Melanesia.

Baca juga: Kucumbu Tubuh Indahku Dihentikan Paksa, Garin Nugroho: Pemerintah Dipermalukan

Di mana Garin mengombinasikan elemen tarian dari tradisi Nusa Tenggara Timur hingga Papua yang dikoreografikan oleh Otniel Tasman dan Boogie Papeda.

Pertunjukan ini juga menampilkan penari dari berbagai daerah, antara lain Boogie Papeda, Douglas D'Krumpers, Pricillia EM Rumbiak, dan Bekham Dwaa dari Papua.

Garin juga melibatkan penari berbakat Rianto yang kisah hidupnya menjadi inspirasi film Kucumbu Tubuh Indahku.

Baca juga: Film Kucumbu Tubuh Indahku Dihentikan Paksa, Garin Nugroho: Pemerintah Tindak Tegas Dong

Rianto mengaku senang kembali terlibat dalam proyek seni Garin Nugroho.

Menurut Rianto, Garin tetap menyajikan kesederhanaan meski berangkat dari isu besar.

"Mas Garin coba mengangkat sebuah kesederhanaan, spirit dalam tubuh dan jiwa manusia, dan selalu mengangkat sebuah tema sederhana dari desa misalnya. Intinya Mas Garin selalu detail dan dalam untuk menggali," ucap Rianto di lokasi yang sama.

Pertunjukan ini semakin apik dengan masuknya unsur rupa oleh perupa Samuel Indratma dan dinarasikan lewat paduan suara serta nyanyian dari Mazmur Chorale Choir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com