Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Efek Domino Pembatalan Drama Joseon Exorcist

Setiap bulan dipastikan ada drama baru dengan berbagai genre. Masing-masing memiliki pasar dan penggemar tersendiri.

Penonton Korea tergolong sangat kritis terhadap drama atau program televisi secara umum. Mereka memperhatikan norma kesopanan, iklan, perilaku aktor atau aktrinya, hingga kesesuaian sejarah.

Bila sebuah acara televisi, khususnya drama, dianggap tidak sesuai dengan pandangan umum masyarakat, protes akan datang bertubi-tubi.

Seorang pemeran utama sebuah drama bisa langsung diganti bila publik menemukan skandalnya. Drama yang sedang ditayangkan pun bisa mengalami masalah.

Yang terbaru adalah drama Joseon Exorcist, yang dihentikan meskipun baru dua episode yang baru ditayangkan.

Drama Joseon Exorcist yang mulai tayang perdana pada 23 Maret 2021, telah dihentikan dan ditarik dari semua platform streaming.

Pembatalan drama Joseon Exorcist ini tampaknya menyebabkan efek domino.

Kontroversi soal adegan dan jalan cerita

Setelah penayangan episode perdana, Joseon Exorcist menuai kritikan pedas netizen Korea setelah mereka menyadari drama tersebut menampilkan alat peraga, dekorasi, dan makanan khas China.

Ada adegan ketika Pangeran Choongneyong yang menjamu para tamu asing dengan pangsit dan berbagai hidangan China lainnya.

Saat mendapat kritikan pertama itu, SBS, stasiun penyiaran drama Joseon Exorcist meminta maaf.

Kontroversi berlanjut sampai ke Asosiasi Kerajaan Lee Jeonju. Mereka meminta SBS membatalkan siaran drama tersebut.

Asosiasi yang terdiri dari leluhur klan Lee Joseon juga meminta penghentian drama tersebut.

Mereka menyoroti penggunaan figur sejarah seperti Raja Taejong, Pangeran Yangyeong, Pangeran Choongneyong yang menjadi Raja Sejong.

Drama tersebut disebut memasukan narasi yang tidak sesuai sejarah dan budaya sehingga akan memberikan dampak negatif terhadap keluarga kerajaan Joseon.

Dibanjiri kritik yang berujung petisi, SBS akhirnya secara resmi membatalkan siaran drama Joseon Exorcist pada 26 Maret 2021.

Kenyataan pahit itu mau tidak mau harus diterima para kru, mulai dari sutradara, penulis hingga pemeran drama.

Permintaan maaf

Sutradara Shin Kyung Soo, penulis naskah Park Gye Ok dan tujuh pemeran utama drama Joseon Exorcist merilis permintaan maaf.

Sutradara Shin Kyung Soo mengakui kesalahannya. Dia mengakui sebagai sutradara seharusnya ia lebih berhati-hati tentang detail cerita.

Penulis naskah Park Gye Ok juga meminta maaf. Ia mengakui tidak mendalami materi secara matang saat menulis skenario.

Aktor Jang Dong Yoon menjadi pemeran pertama yang meminta maaf, diikuti dengan permintaan maaf dari keenam pemeran utama lainnya.

Nilai saham YG Entertainment dan SBS turun

Buntut dari pembatalan tayang drama tersebut, saham YG Entertainment dan SBS turun.

YG Entertainment adalah induk YG STUDIOPLEX, perusahaan yang memproduksi drama Joseon Exorcist.

Sedangkan SBS adalah stasiun televisi yang menyiarkan drama tersebut.

Selama berita penayangan drama dihentikan, harga saham YG Entertainment turun 5,63 persen dan SBS sebesar 5,24 persen.

Anak perusahaan YG Entertainment lainnya, YG PLUS, juga mengalami penurunan 2,64 persen.

Karena syuting drama Joseon Exorcist telah 80 persen selesai, drama tersebut mengalami kerugian besar, ditaksir mencapai 32 miliar won atau sekitar Rp 408 miliar.

Hong Se Jong, seorang peneliti di Shinhan Investment, memperkirakan bahwa SBS akan mengalami kerugian sebesar 7 miliar won atau Rp 89 miliar jika 14 episode sisanya tidak ditayangkan.

Snowdrop

Protes juga dilayangkan kepada drama yang sedang diproduksi, Snowdrop. Drama itu diduga tidak sesuai sejarah.

Drama ini sebenarnya sangat dinanti karena dibintangi Jisoo BLACKPINK dan Jung Hae In.

Menurut sinopsis yang sudah beredar di berbagai forum, drama ini mengambil setting waktu 1987, tahun kunci dalam gerakan demokrasi Korea Selatan.

Yang menjadi protes masyarakat adalah karakter utama drama itu menggunakan nama tokoh pergerakan mahasiswa yang melawan kediktatoran rezim masa itu.

Karakter utama pria digambarkan sebagai seorang mata-mata Korea Selatan yang menyamar sebagai mahasiswa.

Rezim yang berkuasa saat itu menggunakan isu mata-mata Korea Utara untuk menumpas gerakan mahasiswa.

Pihak JTBC, yang memproduksi drama itu, sudah memberikan klarifikasi. Menurut mereka, sinopsis yang beredar itu sebagai hoaks.

Namun JTBC tidak mengungkap sinopsis yang sebenarnya. Televisi itu hanya menyebutkan bahwa drama itu bergenre black comedy.

Klarifikasi JTBC tidak membuat protes mereda. Pada 26 Maret 2021, sebuah petisi untuk menghentikan drama itu dilayangkan ke Blue House atau Kantor Kepresidenan Korea Selatan.

Sudah lebih dari 100.000 tanda tangan warga Korea Selatan yang terus bertambah setiap harinya.

Jika petisi itu sudah mendapatkan 200.000 tanda tangan, maka pemerintah akan meninjau protes yang ada.

Pengumpulan tanda tangan tersebut masih terbuka hingga 25 April 2021.

https://www.kompas.com/hype/read/2021/03/29/100625466/efek-domino-pembatalan-drama-joseon-exorcist

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke