Karena itu, Wojenski menyarankan sering-sering memeriksa kamar mandi dan membuang produk yang sudah kedaluwarsa seperti kosmetik, pembersih wajah, sabun, dan obat-obatan.
"Perhatikan tanggal kedaluwarsa perlengkapan mandi, yang terkadang tidak selalu ditandai dengan jelas," tambah Hagmeyer.
Carilah simbol stoples, yang menunjukkan berapa lama suatu barang dapat digunakan setelah dibuka dan dibuang atau didaur ulang jika diperlukan.
Baca juga: 6 Ide Pencahayaan Kamar Mandi Kecil yang Dapat Mempercantik Ruangan
Apabila Anda merasa bersalah membuang barang tersebut, ingatlah bahwa banyak barang perawatan pribadi yang tidak dimaksudkan untuk digunakan seumur hidup. Bahkan, akan lebih higienis jika Anda menggantinya.
"Barang-barang ini tidak dimaksudkan untuk disimpan selamanya dan membuangnya dari kamar mandi secara berkala akan membuat perbedaan besar," imbuh Wojenski.
Sudah waktunya membuang loofah tua yang sudah lama berada di kamar mandi atau perban perekat yang sudah tidak bisa menempel lagi.
Menurut Wojenski, tempat terbaik memulai saat membersihkan kamar mandi adalah lemari obat. Lemari ini cenderung menyimpan banyak barang yang tidak terpakai, banyak di antaranya yang kemungkinan besar sudah kedaluwarsa dan tidak lagi efektif.
Baca juga: Seberapa Sering Harus Membersihkan Kamar Mandi? Ini Panduannya
Zona masalah utama lainnya di kamar mandi adalah area bawah wastafel. Banyak produk yang teronggok di sana, seperti botol sampo yang sudah setengah terpakai atau peralatan rambut yang berserakan.
"Area bawah wastafel adalah area masalah lain yang tidak boleh diabaikan dan harus segera dirapikan," ujar Wojenski.
Dia menyarankan membuang barang yang menyebabkan kamar mandi berantakan ini. Buang barang-barang yang tidak terpakai dan duplikat serta menyortir apa yang diperlukan ke dalam tempat sampah,dengan baik juga rapi.
Nah, itu dia barang yang menyebabkan kamar mandi berantakan. Pastikan Anda menyingkirkan barang tersebut ya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.