JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk telah merampungkan roadshow ke investor institusi di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Eropa dan Singapura.
Di berbagai forum investor, manajemen memaparkan rencana penerbitan saham baru melalui skema HMETD atau rights issue dan perkembangan terbaru bisnis perseroan.
Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan, investor antusias dengan berbagai inisiatif strategis BTN dalam meningkatkan profitabilitas sekaligus mewujudkan visi besar menjadi mortgage digital bank terbesar di kawasan.
Baca juga: Realisasi Pengajuan KPR Melalui Aplikasi BTN Properti Meningkat
“Berbagai pertanyaan yang mereka ajukan menunjukkan bahwa kami memang sudah lama tidak berdiskusi dan menyampaikan business updates ke investor global. Mereka cukup surprise dengan sejumlah perbaikan dan pencapaian BTN,” kata Nixon dalam siaran pers, Selasa (29/11/2022).
Selama ini, Nixon menjelaskan, investor asing melihat masalah likuiditas, struktur biaya dana (cost of fund) dan rasio pembiayaan bermasalah (NPL) sebagai tantangan utama bank.
Para investor terkejut bahwa transformasi yang dilakukan selama tiga tahun terakhir telah mengubah fundamental perseroan secara signifikan, sehingga BTN menjadi lebih kuat, lebih sehat dan tumbuh secara berkualitas.
“Angka NPL berhasil kami tekan, porsi dana murah (CASA) semakin bertambah dan rasio intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) konsisten berada di ambang batas yang ideal. Berbagai pencapaian itu tercermin pada pertumbuhan laba bersih,” jelas Nixon.
Baca juga: BTN Bidik Potensi KPR Subsidi untuk 200.000 Mitra Gojek
Bank spesialis kredit perumahan ini sukses membukukan laba bersih Rp2,28 trililun hingga akhir September 2022, melonjak 50,11 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 1,51 triliun.
Sepanjang periode Januari-September 2022, BTN menyalurkan kredit Rp289,6 triliun meningkat 7,18 persen dari posisi yang sama tahun lalu. Fokus manajemen pada pertumbuhan kredit yang berkualitas berdampak positif ke NPL.
“Sentralisasi proses kredit membuat NPL Gross pada kuartal III berada pada level 3,45 persen, lebih rendah dari sebelumnya di level 3,94 persen, sedangkan NPL Nett sebesar 1,23 persen, turun dari posisi 1,50 persen,” ujar Nixon.
Nixon menjelaskan investor juga optimistis dengan prospek pembiayaan properti di tanah air sekalipun terdapat tantangan di inflasi, suku bunga dan daya beli.
Baca juga: BTN Jawab Kebutuhan Rumah Milenial lewat Beragam Produk KPR
Optimisme muncul setelah diberikan pemahaman tentang bisnis model dan segmen pasar yang dilayani BTN. Investor mengapresiasi komitmen perseroan yang akan menggunakan seluruh dana hasil rights issue untuk meningkatkan penyaluran kredit.
“Angka backlog perumahan sebanyak 12 juta unit itu adalah peluang yang sangat menarik dan mayoritas diwakili oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang selama ini menjadi target pasar BTN. Posisi kami sebagai tulang punggung pemerintah dalam program KPR bersubsidi meningkatkan keyakinan investor terhadap prospek pertumbuhan BTN ke depan,” tuturNixon.
Kredit perumahan yang disalurkan BTN hingga akhir September 2022 mencapai Rp 256,48 triliun.
Dari jumlah tersebut, KPR Subsidi berkontribusi Rp 140,97 triliun tumbuh 8,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 129,97 triliun. Adapun KPR Non Subsidi tumbuh 6,4 persen menjadi Rp 87,11 triliun.
Baca juga: BTN Sediakan KPR untuk Pedagang Pasar Tradisional
Setelah menuntaskan kunjungan ke investor institusi di sejumlah negara, BTN optimistis rights issue akan menuai apresiasi positif dari pelaku pasar. Atas dasar itu, manajemen akan menetapkan harga pelaksanaan (right) di kisaran premium namun tetap mempertimbangkan potensi cuan untuk investor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.