JAKARTA, KOMPAS.com – Penyedot debu (vacuum cleaner) dapat mempersingkat waktu membersihkan lantai dan menghilangkan debu dari permukaan serta furnitur.
Kendati demikian, sama dengan peralatan elektronik lainnya, vacuum cleaner bisa rusak jika tidak dirawat dan dibersihkan secara rutin.
Baca juga: Mau Beli Vacuum Cleaner? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
Product engineer Nilfisk, Dony, mengatakan idealnya penyedot debu harus selalu langsung dikosongkan sesaat setelah digunakan.
“Supaya lebih awet, setiap selesai digunakan, jangan lama-lama nunggu dibuang. Biasanya, bakal kelupaan karena pengguna suka nanti-nanti,” ujarnya kepada Kompas.com di Nilfisk Experience Store di Mal Living World Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, Kamis (8/9/2022).
Menurut Dony, hal ini berkaitan dengan kapasitas kantong debu yang ditawarkan produsen penyedot debu. Ada beberapa yang menawarkan penyedot debu berkapasitas 12 liter, ada pula 30 liter.
Baca juga: 7 Tempat yang Sering Lupa Dibersihkan dengan Vacuum Cleaner
Ia tidak menampik orang-orang cenderung memenuhi kantong debu hingga beberapa kali penggunaan daripada langsung membuangnya. Akan tetapi, ini bukan berarti kamu harus menunggu kantong debu mencapai kapasitas maksimal sebelum membersihkannya.
“Kalau enggak, kotoran di dalam penampungan (bisa menumpuk). Saat kerja, motornya bisa terhambat. Idealnya, habis pakai, langsung dibersihkan, tetapi juga bisa kalau ikutin daya tampungnya ketika penuh,” kata Dony.
Untuk eksterior penyedot debu, mereka cukup diseka dengan kain lap kering. Jika permukaan sudah sangat kotor dan berdebu, seka dengan kain lap lembap.
Baca juga: Cara untuk Membuat Vacuum Cleaner Bekerja Lebih Baik
Terkait perawatan dan penggantian filter, Dony menjelaskan ini tergantung pada jenis penyedot debu yang dimiliki.
“Perawatan mendasar harus tahu dulu penyedot debunya jenis apa karena ada banyak. Ada jenis dry dan wet and dry,” tuturnya.
Penyedot debu jenis dry hanya bisa digunakan di area kering seperti lantai, karpet, atau sofa. Mereka tidak boleh digunakan di area rentan basah seperti dapur, kamar mandi, atau teras usai hujan.
Sementara penyedot debu jenis wet and dry, bisa digunakan di area kering dan basah. Nah, masing-masing jenis penyedot debu memiliki jumlah filter berbeda yang menentukan frekuensi perawatan.
Baca juga: Kesalahan yang Perlu Dihindari Dalam Menggunakan Vacuum Cleaner
Penyedot debu jenis dry, misalnya, memiliki tiga penyaring yang mencakup penyaring pada kantong debu, penyaring busa yang mampu menyerap debu-debu halus, dan HEPA filter yang mampu menyerap debu-debu yang lebih halus.
Untuk penyedot debu jenis wet and dry, hanya memiliki penyaring pada kantong debu dan penyaring busa saja.
“Filter kedua (filter busa) harus diperiksa setiap dua bulan. Filter ketiga (HEPA) diperiksa setiap empat bulan. Semakin bersih filter penyedot debu, semakin efektif kerjanya. Kuncinya di filter yang bersih,” jelas Dony.
Baca juga: Dyson V15 Detect, Vacuum Cleaner Tanpa Kabel dengan Tiga Mode Isap
Seperti disebutkan sebelumnya, kotoran yang ditampung di kantong debu sebaiknya segera dibersihkan sesaat setelah menggunakan penyedot debu.
Namun, tidak semua penyedot debu memiliki jenis kantong debu yang sama. Jika materialnya hanya untuk penggunaan sekali pakai dan kotoran akan dibuang hanya ketika kantong debu sudah mencapai kapasitasnya, segera buang dengan kantongnya dan ganti dengan yang baru.
“Kalau filter kantong, tergantung tingkat kekotoran rumah. Rata-rata harus diganti enam bulan sekali. Kisaran tercepat palingan setiap sebulan sekali,” ujar Dony.
Sementara untuk filter kedua, perlu diperiksa setiap tiga bulan sekali. Apabila kondisinya mulai kotor, cuci dengan air mengalir tanpa tambahan apa pun sembari disikat secara halus.
Baca juga: Cara Aman Menggunakan Vacuum Cleaner untuk Membersihkan Pecahan Kaca
Jika sudah dicuci, tetapi filter kedua masih kotor, sebaiknya ganti dengan yang baru. Untuk filter ketiga, mereka dapat diganti setiap enam bulan sekali untuk memaksimalkan penyerapan debunya.
Lakukan pemeriksaan setiap tiga bulan sekali pada filter ketiga. Kondisi yang mulai kotor bisa dicuci dengan cara yang sama dengan filter kedua.
“Cukup pakai air mengalir. Enggak perlu bahan-bahan kimia apa pun, termasuk sabun cuci piring. Gosok pakai sikat, bisa yang bulunya halus atau enggak. Yang penting digosoknya pelan-pelan saja,” pungkas Dony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.