JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meraih apresiasi dari Carbon Disclosure Project (CDP) atas partisipasi, inisiatif, dan konsistensi perseroan dalam menerapkan berbagai strategi bisnis yang ikut memerangi perubahan iklim.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, perseroan berkomitmen penuh dalam memerangi perubahan iklim. Sebagai wujud komitmen tersebut, seluruh pembiayaan perumahan yang disalurkan perseroan wajib memiliki Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
Adanya apresiasi dari CDP, tambah Haru, menjadi bukti dari upaya perseroan memprioritaskan kelangsungan lingkungan hidup dalam menjalankan bisnisnya.
Baca juga: Pindah ke Lingkungan Baru? Ini Jenis Barang Pertama yang Wajib Dibeli
“Apresiasi ini menjadi motor penyemangat bagi BTN untuk terus berjuang dalam memerangi perubahan iklim yang semakin terasa dari waktu ke waktu. Karena kami tidak hanya membiayai rumah sebagai tempat tinggal, tapi juga turut menjaga bumi sebagai tempat hidup yang aman,” jelas Haru dalam keterangan resmi, Selasa (16/8/2022).
Pada 2021, CDP mengapresiasi pengungkapan dan kinerja BTN terkait perubahan iklim (climate change). Founder BGK Foundation, Deni Daruri menuturkan CDP memberikan rating C kepada BTN dalam kuesioner perubahan iklim.
Dibandingkan dengan 2019, kata Deni, rating BTN naik 4 level, dari rating F atau tidak merespon menjadi C di 2021.
"Rating C sendiri berarti perusahaan telah memasuki level awareness terkait perubahan iklim, memiliki pemahaman terkait isu perubahan iklim dan dampak yang dihasilkan," ungkap Deni.
Baca juga: 5 Material Atap Rumah yang Ramah Lingkungan, Apa Saja?
Di Indonesia, kata Deni, BTN menjadi satu-satunya perbankan yang merespons kuesioner perubahan iklim, mendapatkan rating penilaian, dan dipublikasikan pada situs resmi CDP.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif dan konsistensi dari BTN dalam memerangi perubahan iklim. BTN telah memetakan berbagai risiko dan peluang terkait perubahan iklim, mengukur dampak finansial yang terjadi, serta mengukur strategi dan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi risiko dan peluang perubahan iklim," tutur Deni.