JAKARTA, KOMPAS.com - Mencuci pakaian adalah salah satu aktivitas rutin yang dilakukan di rumah. Mencuci pakaian memang kelihatannya mudah dilakukan, hanya perlu memasukkan pakaian ke mesin cuci, menuangkan deterjen, lalu menyalakan mesin cuci.
Namun, ada banyak hal yang bisa Anda lakukan dengan lebih baik untuk membuat tugas membersihkan yang membosankan ini menjadi lebih mudah dan efektif. Ini termasuk tidak mempercayai dan melakukan mitos-mitos mencuci pakaian yang beredar selama ini.
Dilansir Lifehacker Australia, Selasa (26/7/2022), berikut beberapa mitos mencuci pakaian yang tidak perlu dipercaya dan dilakukan.
Baca juga: 6 Kesalahan Saat Mencuci Pakaian dengan Mesin Cuci, Apa Saja?
Ini belum tentu benar dan sebagian besar deterjen yang tersedia di pasar swalayan saat ini mampu mencuci sebagian besar cucian Anda.
Pergerakan air di dalam mesin cuci dan bagaimana air menyebarkan deterjen melalui pakaian merupakan faktor yang sama pentingnya.
Pelembut pakaian sangat bagus untuk menambahkan aroma segar dan hasil akhir yang lembut pada cucian.
Namun, dengan atau tanpa pelembut pakaian, mempertahankan jumlah kelembapan yang sempurna di handuk dan pakaian sama pentingnya untuk menjaga pakaian tetap lembut, terutama saat menggunakan pengering pakaian.
Baca juga: 3 Trik Membuat Kegiatan Mencuci Pakaian Lebih Mudah dan Cepat
Jika Anda menggunakan pengering, Anda harus mencoba untuk memeriksa cucian secara berkala karena kain cenderung mengering pada tingkat yang berbeda.
Cucian mungkin terasa sedikit lembap saat masih berada di dalam mesin cuci, tetapi mungkin cukup kering untuk disimpan setelah dikeluarkan dari lingkungan lembap di dalam tabung mesin cuci.
Mengeluarkan barang sebelum terlalu kering akan mencegah tekstur yang lebih keras dan biasa pada handuk dan seprai yang terlalu kering.
Jika Anda menggunakan tali untuk mengeringkan pakaian, ada baiknya untuk memeriksa secara berkala.
Baca juga: Dampak Buruk Penggunaan Detergen Terlalu Banyak Saat Mencuci Pakaian
Hal ini sangat penting jika Anda mengeringkan pakaian di luar ruangan karena paparan sinar matahari akan menyebabkan pakaian mengering lebih cepat daripada biasanya di dalam ruangan.
Pengaturan pencucian yang Anda pilih akan berpengaruh, seperti halnya jenis deterjen yang Anda gunakan. Jika suhu siklus tidak cukup tinggi, unsur-unsur deterjen tertentu tidak akan larut dan sisa-sisa deterjen dapat tertinggal pada barang-barang yang dicuci.
Ini bisa menjadi penyebab iritasi yang besar bagi mereka yang memiliki kulit sensitif. Untuk memastikan deterjen larut dengan benar, pencucian harus dilakukan pada suhu 35 derajat atau lebih tinggi dan dengan fungsi uap jika itu merupakan pilihan.
Tungau debu adalah pemicu umum kondisi seperti asma dan sering direkomendasikan agar penderita mencuci pada 60 derajat celcius untuk menghilangkan tungau debu dari pakaian dan seprai.
Baca juga: Tips Aman Mencuci Pakaian Putih dengan Kain Berwarna
Namun, meskipun mencuci pada suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan kemungkinan membunuh mereka, siklus harus pada 60 derajat celcius atau lebih tinggi selama setidaknya 10 menit.
Pencucian dengan suhu air yang lebih dingin mungkin menggunakan lebih sedikit energi, tetapi ini benar-benar tentang mengetahui pakaian apa yang harus dicuci pada suhu 30 derajat celcius, dan mana yang harus dicuci pada suhu yang lebih tinggi.
Pakaian putih paling tidak cocok untuk pencucian yang lebih dingin. Ini karena air di bawah 40 derajat celcius tidak dapat sepenuhnya memecah partikel keringat yang menempel di kain.
Seiring waktu, mencuci pakaian putih pada suhu 30 derajat dapat menyebabkan kain menjadi abu-abu dan merusak pakaian.
Baca juga: 5 Cara Menghemat Waktu Saat Mencuci Pakaian
Pada akhirnya, pencucian yang kurang efektif sebenarnya berarti Anda harus mencuci barang lebih sering, yang memiliki efek sebaliknya pada lingkungan dan konsumsi energi Anda.
Terlepas dari kenyataan bahwa Anda sering menggunakan mesin cuci, Anda tetap disarankan untuk membersihkan mesin cuci secara teratur, khususnya bagian tabungnya.
Ini terutama jika Anda mencuci pakaian dengan air dingin. Ini karena sisa deterjen dapat tertinggal di dalam tabung setelah siklus selesai.
Sisa-sisa ini juga cenderung menjadi masalah yang lebih besar jika Anda menggunakan pelembut kain secara teratur.
Baca juga: Keuntungan dan Cara Pakai Deterjen Konsentrat untuk Mencuci Pakaian
Ini belum tentu benar. Jika Anda menggunakan terlalu banyak deterjen, Anda mungkin menemukan deterjen tidak larut dengan benar, meninggalkan sisa-sisa sabun pada pakaian yang dapat mengiritasi kulit sensitif.
Ini akan terlihat jelas pada mesin cuci yang memiliki efisiensi tinggi karena menggunakan lebih sedikit air selama siklus.
Meskipun ukuran muatan, seberapa kotor pakaian dan seberapa 'keras' air alias tingkat kandungan mineral di daerah Anda dapat memengaruhi jumlah deterjen yang dibutuhkan, Anda biasanya tidak perlu menggunakan lebih banyak deterjen.
Anda juga harus mempertimbangkan kapasitas tabung mesin cuci dan apakah Anda mencoba memasukkan terlalu banyak pakaian ke dalam mesin cuci.
Baca juga: 10 Cara Tepat Mencuci Pakaian agar Tidak Luntur dan Tahan Lama
Beban yang berukuran tepat untuk tabung mesin cuci akan menghasilkan pembersihan yang jauh lebih efektif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.