JAKARTA, KOMPAS.com – Pemutih dan cuka kerap dimanfaatkan sebagai produk pembersih alternatif untuk membersihkan rumah.
Pemutih dan cuka memiliki kemampuan untuk membantu membersihkan berbagai permukaan, benda, serta menghilangkan noda.
Baca juga: 6 Kegunaan Pemutih untuk Membersihkan Noda dan Menghilangkan Bau
Namun, pemutih dan cuka umumnya tidak digunakan secara bersaman atau dalam satu resep pembersihan. Pemutih, misalnya, lebih sering dicampur dengan air hangat atau air panas.
Sementara cuka, lebih sering digunakan bersamaan dengan baking soda. Namun, bagaimana jika mencampur keduanya? Apakah aman untuk dilakukan?
Baca juga: Perbedaan Pemutih Klorin dan Pemutih Oksigen untuk Mencuci Pakaian
Disadur dari Healthline, Rabu (15/6/2022), mencampur cuka dan pemutih harus dihindari karena berpotensi berbahaya.
Biasanya, jenis pemutih yang digunakan untuk pembersihan rumah terbuat dari natrium hipoklorit yang diencerkan hingga tiga sampai delapan persen dalam air.
Baca juga: Trik Membersihkan Setrika Uap dengan Cuka Putih dan Baking Soda
Sementara itu, cuka adalah bentuk asam asetat yang diencerkan. Saat natrium hipoklorit dicampur dengan asam asetat atau jenis asam lainnya, campuran ini melepaskan gas klorin yang berpotensi mematikan.
Menggunakan hanya pemutih dapat merusak kulit meski tidak beracun saat menghirupnya.
Namun, menghirup pemutih bisa berpotensi mematikan apabila mencampurnya dengan pembersih rumah tangga lainnya.
Selain asam asetat dari cuka, pemutih juga bisa bereaksi buruk bila dicampur dengan amonia dan mengeluarkan gas klorin. Selain itu, pemutih juga bereaksi buruk pada beberapa pembersih oven, insektida, dan hidrogen peroksida.
Baca juga: Baking Soda Vs Pemutih, Mana yang Lebih Efektif untuk Pakaian Putih?
Menurut Departemen Kesehatan Washington, Amerika Serikat (AS), tingkat gas klorin yang rendah seperti kurang dari 5 parts per million (ppm) memiliki kemungkinan untuk mengiritasi mata, tenggorokan, dan hidung manusia.
Untuk itu, jangan mencapur cuka dan pemutih untuk membersihkan rumah. Berbeda dari beberapa bahan kimia berbahaya lainnya seperti karbon monoksida, klorin mengeluarkan bau sangat menyengat.
Baca juga: Cara Menghilangkan Karat pada Alat Berkebun, Pakai Cuka hingga Cola
Apabila mencium bau tersebut, sebaiknya segera tinggalkan area tersebut. Namun, tingkat keparahan dari gejala yang ditimbulkan usai menghirup gas klorin bergantung pada konsentrasinya yang diukur dalam satuan ppm serta berapa lama menghirupnya.
Selain itu, hindari mencampurnya dalam mesin cuci saat mencuci pakaian. Sebab, gas klorin tetap bisa terhirup saat membuka mesin cuci untuk mengeluarkan pakaian serta menempel pada pakaian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.