Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2022, 14:02 WIB
Lolita Valda Claudia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Mengganti sepreikasur dengan rutin merupakan salah satu cara agar kasur tetap bersih. Seprei yang bersih tentunya akan membuatmu tidur lebih nyenyak dan terhindar dari resiko alergi.

Untuk itu sebaiknya kamu memiliki lebih dari satu sprei di rumah sebagai cadangan jika salah satunya dicuci.

Namun apakah kamu merasa jika seprei yang sudah disimpan di dalam lemari jadi berbau apek meskipun sudah dicuci? Hal ini bisa terjadi karena kesalahan dalam penyimpanan ataupun pencucian yang kurang bersih.

Melansir dari Sleep Bubble, Kamis (21/4/2022), berikut ini adalah 6 penyebab sprei berbau apek meskipun sudah dicuci.

Baca juga: Cara Menggunakan Pemutih untuk Menjaga Handuk dan Seprai Tetap Putih

Terlalu sama disimpan

Sprei ekstra yang terlalu lama disimpan di lemari dapat menyerap lembab sehingga membuatnya berbau apek.

Umumnya hal ini terjadi karena rendahnya sirkulasi dimana sprei disimpan. Tak hanya sprei, pakaian yang disimpan terlalu lama di dalam lemari juga dapat berbau apek.

Untuk mengatasi masalah ini, keluarkan sprei dan gantung selama 1 sampai 2 jam sebelum digunakan. Angin-anginkan sprei di area terbuka agar baunya lebih segar.

Baca juga: Tips Merawat Seprai Katun agar Lebih Awet Digunakan

Kelembaban

Jika kamu menyimpan produk tekstil termasuk sprei di dalam lingkungan yang lembab dan gelap, besar kemungkinan tekstil mu akan mulai berjamur.

Menurut Journal of Engineering and Science, jamur tumbuh subur di tekstil terutama pada serat alami. Spora jamur mungkin sudah menyebar di semua pakaian dan kain di dalam lemari.

Jamur pada sprei dapat memicu reaksi alergi seperti bersin, asma dan masalah pernafasan lainnya. Untuk mengatasi masalah sprei berbau apek karena jamur, sebaiknya cuci kembali sprei hingga bersih.

Baca juga: Gandeng Aktor Ji Chang Wook, Kintakun Luncurkan Paket Seprai Premium

Tidak dikeringkan dengan benar

Sebelum menyimpan sprei yang baru dicuci ke dalam lemari, pastikan sprei benar-benar kering dan tidak ada bagian yang lembab.

Seprai yang disimpan dalam keadaan basah rentan terhadap pertumbuhan jamur. Jika kamu sudah menyimpannya saat kering namun sprei masih saja berbau apek, masalahnya mungkin ada pada kebersihan mesin cuci atau sprei iut sendiri.

Baca juga: Hindari, Seprai Putih Bisa Mengganggu Kualitas Tidur

Mesin cuci yang terlalu penuh

Pernahkah kamu selesai mencuci sprei namun bau apek langsung tercium? Kesalahan mungkin ada pada cara mencucinya salah satunya adalah mesin cuci yang terlalu penuh.

Dalam satu kali siklus pencucian, sebaiknya jangan cuci terlalu banyak sprei bersamaan. Jika terlalu penuh, mesin cuci tidak akan dapat membersihkan kotoran dengan maksimal. Kotoran yang masih tersisa di sprei dapat meninggalkan aroma tak sedap.

Baca juga: 4 Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Membeli Seprai

Penggunaan deterjen yang tidak sesuai

Saat mencuci kita mungkin berpikir semakin banyak deterjen maka akan semakin baik. Namun ternyata ini adalah pemahaman yang salah.

Terlalu banyak deterjen dapat menyebabkan noda dan residunya menempel di sprei. Namun deterjen yang terlalu sedikit juga membuat sprei tidak dicuci dengan bersih. Untuk itu gunakan deterjen secukupnya sesuai saran pabrik.

Baca juga: Kenapa Seprai Harus Diganti Seminggu Sekali? Ini Penjelasannya

Pencucian dengan siklus dingin

Umumnya pencucian pakaian dan sprei menggunakan air dingin karena lebih ramah lingkungan dan menghemat energi. Namun pada sprei, air dingin kurang efektif dalam membunuh bakteri dan tungau.

Ahli alergi merekomendasikan suhu air 130-160 derajat Fahrenheit untuk memastikan bahwa tungau debu dan minyak dapat hilang. Selain sprei pakaian olah raga dan pakaian dalam juga sebaiknya dicuci dengan air panas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com