JAKARTA, KOMPAS.com - Pernah mencium bau tidak sedap yang berasal dari mesin cuci atau dari pakaian yang baru dicuci?
Jika sudah seperti itu, mesin cuci harus segera dibersihkan, agar bakteri tidak menempel di pakaian yang sedang dicuci.
Dilansir dari Home Revolution, Sabtu (21/11/2020), semakin sering mesin cuci dioperasikan dengan suhu rendah, kuman dan bakteri akan berkembang biak di dalamnya dan menimbulkan bau tidak sedap.
Baca juga: Mesin Cuci Menyetrum? Ini Penyebabnya
Menurut sebuah studi di Amerika Serikat, dalam 1 dari 4 pakaian yang dicuci pada suhu 40 derajat celcius, terdapat bakteri yang bisa menempel di pakaian.
Sisa sabun dan bahan kimia dari deterjen dapat tertinggal di dalam mesin cuci dan membuat lapisan bakteri di dalamnya. Bakteri ini terperangkap di dalam mesin cuci yang panas dan lembap, dan bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri.
Ada bau tidak sedap, tanda mesin cuci harus dibersihkan
Lantas, berapa kali idealnya mencuci tabung mesin cuci? Jika Anda memiliki mesin cuci berwarna putih, Anda bisa melihat dengan mudah tumpukan kotoran di dalamnya.
Biasanya akan terlihat garis-garis gelap di sepanjang sisi tabungnya. Jika tidak dibersihkan, noda akan menempel dan susah dihilangkan.
Baca juga: Simak, Cara Membersihkan Mesin Cuci Bukaan Atas
Ciri kedua mesin cuci harus dibersihkan adalah ketika tabung mesin cuci sudah berbau. Lapisan deterjen yang tertinggal ini juga menangkap partikel bau, sehingga membuat mesin cuci mengeluarkan bau tidak sedap.
Tidak hanya sekadar membersihkan, namun ada bagian-bagian mesin cuci yang harus diperhatikan, salah satunya pada laci deterjen dan penutup pintu.
Sebab, di dalam laci deterjen bakteri suka menumpuk akibat suhu yang lembap dan bekas-bekas deterjen yang tertinggal.
Anda bisa menjalankan mesin cuci selama sebulan sekali tanpa pakaian atau deterjen di dalamnya, hanya diberikan air. Hal ini bisa membersihkan mesin cuci dari jamur dan bakteri.