Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerap Dikira Sama, Ini 5 Perbedaan Anjing Akita Inu dan Shiba Inu

Kedua ras anjing Jepang ini sekilas memiliki tampilan sama dan kerap membuat orang sulit membedakan antara Akita inu dan Shiba inu.   

Akita inu dan Shiba inu juga sering dianggap sebagai saudara kandung di luar tanah air mereka, tetapi sebetulnya keduanya adalah ras anjing yang berbeda dalam beberapa hal, seperti tampilan, kepribadian, dan sejarah. 

Akita dan Shiba inu memiliki warisan dan bentuk tubuh yang serupa. Namun, Akita ini adalah anggota anjing pekerja dan Shiba inu merupakan anjing non-olahraga. 

Namun, baik Akita ini dan Shiba ini dapat menjadi anjing peliharaan keluarga yang sangat baik dan setia. Jika Anda ingin memilih salah satu di antaranya untuk dipelihara, berikut sejumlah perbedaan anjing Akita inu dan Shiba inu dikutip dari Love Your Dog dan beberapa sumber Senin (23/10/2023).    

Shiba inu yang lebih besar juga digunakan untuk berburu babi hutan dan mencari nafkah dengan membawa makanan ke meja.

Shiba inu adalah ras terkecil dari enam anjing tipe Spitz asli. Shiba inu lebih populer daripada Akita sebagai anjing peliharaan meski Akita inu adalah anjing nasional Jepang.

Anjing ini tidak pernah terlihat di luar Jepang hingga1950-an. Bagi orang Jepang, Shiba inu adalah anjing keluarga yang paling populer seperti halnya Labrador retriever di Amerika Serikat. Selain itu, Shiba ini adalah ras yang semakin populer untuk dipadukan.

Sedangkan Akita inu dikembangkan pada abad ke-17 dan merupakan anjing terbesar dari jenis Spitz. Penciptanya, seorang bangsawan yang dibuang, menghabiskan hari-harinya di sebuah pulau di Jepang utara untuk menciptakan anjing pemburu yang besar dan serbaguna. 

Akita inu cukup kuat berburu babi hutan, rusa, dan beruang Yezo yang menakutkan. Beberapa keluarga di Jepang masih menggunakannya untuk tujuan ini.

Dilansir dari Kompas.com, sekitar abad ke-17, anjing Akita inu menjadi simbol status. Ras anjing ini hanya boleh dipelihara keluarga kekaisaran dan istana.

Namun, aturan ini berakhir dan ras anjing Akita inu telah dipelihara banyak keluarga di seluruh dunia sebagai pelindung keluarga dan teman yang menyenangkan.

Akita inu juga digambarkan sebagai ras anjing paling setia berkat serial Hachiko. Ini adalah kisah anjing paling terkenal di Jepang dan telah mendunia. 

Kisah Hachiko bermula pada 1920-an di Tokyo. Hachiko yang merupakan anjing Akita inu yang setia menunggu pemiliknya pulang berkerja setiap hari di stasiun kerta seselama sembilan tahun, kemudian berjalan pulang bersamanya.

Rutinitas ini berlangsung hingga 1925 sampai sang pemilik akhirnya meninggal dunia di tempat kerjanya, yang membuat pemilik tidak pernah kembali ke stasiun kereta. 

Dari kepala yang seperti rubah, ekor melengkung halus, telinga runcing kecil, hingga bentuk dada yang dalam. 

Perbedaan fisik paling jelas adalah ukurannya. Shiba inu adalah anjing berukuran kecil, sedangkan Akita inu berukuran besar hingga raksasa.

Hal ini membuat memelihara Akita inu harus memiliki banyak ruang dan tidak cocok tinggal di apartemen. Sedangkan Shiba inu dapat dengan senang hati tinggal di apartemen.

Keduanya memiliki bulu ganda yang tebal dan padat yang membuat anjing tetap hangat di musim dingin dan tahan terhadap air.

Shiba inu memiliki empat pilihan warna bulu, yakni hitam coklat, cream, merah, dan merah sesame. Akita ini memiliki lebih banyak warna bulu, termasuk belang-belang, hitam, merah, coklat kekuningan, dan perak dengan topeng wajah hitam dan putih. 

Kedua anjing ini dapat menghibur keluarga, tidak takut kotor, sertamemiliki rasa curiga dan menyendiri dari orang asing.

Kedua anjing ini akan memberi tahu Anda setiap kali ada orang di depan pintu gerbang. Namun, Akita inu lebih waspada dan ras anjing penjaga yang populer daripada Shiba inu. Akita inu kerap dibandingkan dengan Pit bull dan anjing lain yang memiliki naluri penjaga.

Selain itu, Akita inu dan Shiba ini juga keras kepala serta cepat mengambil keputusan. Ini adalah alasan mengapa keduanya harus diadopsi pemilik yang tahu cara menangani anjing yang mandiri serta berkemauan keras. 

Perbedaan anjing Akita inu dan Shiba inu lainnya adalah tentang perasaan sensitif. Akita inu lebih sensitif walau bertubuh kekar dibanding Shiba inu.

Akita inu tidak suka ditinggal sendirian dan dapat mengembangkan kecemasan akan perpisahan, sedangkan Shiba inu lebih mandiri.  

Untuk ras anjing raksasa, usia hidup 10-13 tahun adalah umur yang sangat sehat. Jika  mencari ras anjing raksasa yang berumur panjang, Akita inu adalah salah satunya. 

Namun, baik Akita inu dan Shiba inu, rentan terhadap hip dysplasia, suatu pembentukan abnormal pada sendi pinggul yang dapat menyebabkan masalah mobilitas.

Selain itu, mengalami berbagai kondisi mata dengan displasia retina multifokal dan katarak menjadi masalah yang paling umum.

Shiba inu juga rentan terhadap luxasi patela, yang merupakan pembentukan tempurung lutut yang tidak normal. Sedangkan Akita inu rentan terhadap hipotiroidisme, yaitu tiroid yang kurang aktif.    

Latihan  

Terakhir, perbedaan anjing Akita inu dan Shiba inu adalah latihannya. Keduanya membutuhkan 60 menit latihan setiap hari dan memiliki banyak energi terpendam yang harus dibakar.

Jika tidak memenuhi kebutuhan olahraga mereka, Akita inu dan Shiba inu akan menjadi destruktif serta bermasalah.

Keduanya adalah anjing yang sangat cerdas, yang berarti membutuhkan lebih banyak stimulasi daripada sekadar berjalan-jalan di sekitar blok agar tetap segar.

Cobalah memadukan aktivitas mereka. Jika tidak, Akita inu dan Shiba inu akan cepat bosan. Kedua anjing ini harus dipelihara dengan tali karena memiliki dorongan memangsa yang tinggi.

Sebagai anjing raksasa dan berotot, Akita inu harus dilatih dengan tali sejak usia dini untuk memastikannya dapat dikendalikan saat berjalan-jalan. 

https://www.kompas.com/homey/read/2023/10/23/224700976/kerap-dikira-sama-ini-5-perbedaan-anjing-akita-inu-dan-shiba-inu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke