Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Deterjen Bubuk Vs Cair, Mana yang Sebaiknya Dipilih?

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak jenis dan merek deterjen untuk mencuci pakaian. Jenis deterjen yang banyak digunakan adalah deterjen bubuk dan deterjen cair, namun mana yang sebaiknya dipilih?

Dilansir Reader's Digest, Jumat (16/6/2023), para ahli mengatakan, pilihan antara deterjen bubuk dan deterjen cair tergantung pada apa yang Anda cari. Misalnya, deterjen bubuk murah, bertahan lama, menghasilkan lebih sedikit limbah, dan bagus untuk pakaian yang sangat kotor.

Sementara itu, deterjen cair bekerja lebih baik dalam air dingin, lebih mudah diukur, dan dapat digunakan sebagai perawatan noda atau saat mencuci pakaian dengan tangan.

Berikut penjelasan mengenai deterjen bubuk dan deterjen cair untuk membantu Anda memilih yang sesuai untuk kebutuhan mencuci pakaian.

Deterjen bubuk

Ada beberapa keuntungan menggunakan deterjen bubuk. Pertama, deterjen bubuk tidak berantakan dan lebih murah.

Selain itu, deterjen bubuk umumnya lebih stabil di rak daripada deterjen cair, sehingga akan bertahan lebih lama. Beberapa deterjen bubuk pun memiliki kemasan yang lebih ramah lingkungan.

Jumlah bubuk yang digunakan per muatan dapat disesuaikan dan ringan dibandingkan deterjen cair. Deterjen bubuk juga bekerja dengan baik pada pakaian yang sangat kotor, seperti pakaian olahraga.

Akan tetapi, beberapa deterjen bubuk sulit larut dalam air yang lebih dingin, yang dapat meninggalkan residu pada pakaian.

Deterjen bubuk juga dapat digunakan untuk pra-perawatan pakaian, tetapi Anda perlu membuat pasta atau melarutkannya terlebih dahulu, menambahkan langkah tambahan pada rutinitas mencuci pakaian. Pun deterjen ini harus dijaga agar tetap kering.

Deterjen bubuk adalah pilihan cerdas untuk beban ekstra kotor, kata Mary Gagliardi, ilmuwan dan pakar kebersihan Clorox.

Deterjen bubuk biasanya diformulasikan dengan pH lebih tinggi, yang dapat mengoptimalkan pembersihan pakaian kerja dan seragam olahraga yang sangat kotor, tutur Gagliardi.

Laura Johnson, pakar penelitian dan pengembangan di lab peralatan rumah tangga LG Electronics, menunjukkan manfaat penghematan uang dan lingkungan. Deterjen bubuk paling baik untuk konsumen yang mencari kemasan ramah lingkungan.

Deterjen bubuk juga pilihan anggaran yang lebih baik bagi konsumen.

Untuk menggunakan deterjen bubuk, sebaiknya gunakan air hangat atau panas. Saat menggunakan deterjen bubuk, penting untuk mengetahui berapa suhu untuk mencuci pakaian.

Hindari menggunakan air yang sangat dingin, kecuali deterjen bubuk menyatakan bahwa itu dirancang untuk larut dalam air dingin, saran Johnson. Itu karena beberapa bubuk sulit larut dalam air dingin.

Jika Anda lebih suka deterjen bubuk dan juga ingin mencuci dengan air dingin, larutkan bubuk terlebih dahulu dalam sedikit air hangat sebelum menambahkannya ke mesin cuci, tutur Gagliardi.

Selain itu, ukur dengan hati-hati. Saat memilih deterjen bubuk, andalkan takaran pada kemasan atau sendok yang disertakan pada kemasan.

Ikuti petunjuk pada kemasan untuk jumlah deterjen dan air yang disarankan untuk membuat larutan pra-perendaman serta batas waktu berapa lama untuk merendam suatu barang, ungkap Gagliardi.


Periksa juga daftar bahannya. Untuk pembersihan mendalam menggunakan deterjen bubuk, pilih produk dengan bahan yang tepat.

Pastikan deterjen bubuk mengandung enzim dan bahan pemutih fluoresen selain bahan pembersih. Tidak semua deterjen itu sama, dan itu layak untuk mendapatkan yang 'bagus', terang Gagliardi.

Deterjen cair

Beberapa keuntungan menggunakan deterjen cair adalah deterjen ini sudah larut, jadi tidak ada kemungkinan residu. Deterjen cair juga lebih baik dalam air yang lebih dingin daripada deterjen bubuk.

Deterjen ini dapat digunakan sebagai perawatan noda, meniadakan kebutuhan akan produk lain. Tutupnya pun memungkinkan pengukuran yang mudah.

Deterjen cair juga dapat digunakan untuk mencuci pakaian dengan tangan dan bekerja dengan baik pada noda minyak dan lemak.

Akan tetapi, deterjen cair bisa sangat berantakan, seringkali berat dan tidak praktis, serta menghasilkan lebih banyak sampah plastik untuk lingkungan.

Selain itu, Anda cenderung menuangkan dengan cepat, meningkatkan peluang Anda untuk menggunakan deterjen terlalu banyak.

Jika Anda mencuci banyak pakaian dengan air dingin, ini adalah deterjen untuk Anda. Deterjen cair larut dengan baik tidak peduli suhu air.

Deterjen cair mudah menyebar dalam suhu air dingin, jadi orang yang ingin menggunakan air dingin secara eksklusif akan lebih cenderung menggunakan deterjen cair, ujar Gagliardi.

Deterjen jenis ini juga bagus untuk menghilangkan noda minyak dan lemak. Konsumen yang cenderung memiliki lebih banyak jenis noda tersebut akan mendapatkan hasil yang baik dengan deterjen cair, terang Johnson.

Ada beberapa tips menggunakan deterjen cair. Pertama, ukur dengan hati-hati.

Terlalu banyak deterjen dari waktu ke waktu dapat menyebabkan penumpukan di mesin cuci, yang dapat menyebabkan bau. Tutupnya memudahkan untuk memoderasi berapa banyak deterjen yang akan digunakan, ucap Johnson.

Tutup botol deterjen cair akan memiliki garis yang menunjukkan berapa banyak yang harus digunakan, disesuaikan dengan ukuran muatan, kata Gagliardi.

Gunakan deterjen cair untuk mengatasi noda. Untuk melakukan pra-perawatan, bilas noda dengan air dingin untuk menghilangkan kelebihannya, lalu tuangkan deterjen secukupnya ke pakaian untuk menutupi noda, jelas Jessica Zinna, ilmuwan senior di Tide.

Gunakan sikat gigi berbulu halus untuk membantu menyebarkan deterjen ke dalam serat pakaian, atau gosok kain dengan lembut, lalu cuci seperti biasa, saran dia.

Gunakan deterjen cair berefisiensi tinggi untuk mesin cuci berefisiensi tinggi. Jika Anda memiliki mesin cuci berefisiensi tinggi, pastikan untuk menggunakan detergen cair yang dirancang untuk mesin cuci ini, kata Zinna.

https://www.kompas.com/homey/read/2023/06/16/085800676/deterjen-bubuk-vs-cair-mana-yang-sebaiknya-dipilih-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke