Namun, tidak sedikit orang sering kali merasa bingung untuk menentukan pilihan dari dua pilihan tersebut.
Lantas, manakah pilihan terbaik ketika barang elektronik yang kita miliki sudah rusak? Memperbaikinya atau beli baru?
Dilansir dari Beauty Harmony Life, Senin (5/12/2022), berikut ini adalah hal yang perlu dipertimbangkan pada barang elektronik yang sudah rusak, apakah harus memperbaikinya atau beli baru.
Jika yang rusak bukan komponen utama dan harganya tidak mahal, melakukan perbaikan adalah langkah yang perlu dilakukan daripada membeli peralatan elektronik baru.
Periksa apakah masih ada garansi atau tidak
Jika kerusakan barang elektronik terjadi saat masa garansi masih berlaku, kamu tidak usah membeli yang baru.
Apabila masa garansinya masih berlaku, laporkan kerusakan barang elektronik milikmu pada layanan perbaikan perusahaan penjualnya.
Perusahaan penjual biasanya akan mengirimkan teknisi ke rumahmu, atau menyuruhmu ke suatu tempat untuk melakukan pemeriksaan pada produk elektronik yang rusak.
Saat masa garansinya masih berlaku, produk elektronik yang rusak akan diperbaiki tanpa harus mengeluarkan biaya.
Ketahui riwayat, kondisi, dan performanya
Kamu harus memiliki daftar periksa kinerja barang elektronik milikmu yang rusak untuk menentukan fungsionalitasnya.
Jika kinerjanya masih di atas 80 persen, sebaiknya kamu cukup melakukan perbaikan saja.
Namun, apabila barang elektronikmu itu terus rusak, kamu mungkin perlu menggantinya dengan yang baru.
Berapa usia barang elektronik yang rusak
Jika barang elektronik milikmu yang rusak memiliki usia yang masih baru, melakukan perbaikan menjadi langkah yang lebih baik.
Barang elektronik yang masih baru bisa saja mengalami hambatan atau masalah teknis. Lainnya gagal beroperasi ketika mereka berusia kurang dari lima tahun.
Namun, kamu harus mengganti barang elektronikmu yang rusak apabila usianya telah mencapai sepuluh tahun ke atas.
https://www.kompas.com/homey/read/2022/12/05/225000376/barang-elektronik-rusak-perbaiki-atau-beli-baru-