Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Kesalahan Struktur yang Membuat Rumah Rawan Roboh

Namun, memiliki rumah yang rawan roboh bukan tidak mungkin apabila ada kesalahan dalam struktur bangunannya.

Oleh sebab itu, kamu perlu mengetahui berbagai kesalahan struktur yang dapat mengakibatkan rumah rawan roboh agar rumahmu benar-benar berdiri kokoh.

Dikutip dari akun Instagram @gravelindonesia, Rabu (25/5/2022), berikut ini adalah kesalahan struktur yang membuat rumah rawan roboh.

Bila diumpamakan, kolom sama seperti rangka tubuh manusia yang berguna untuk memastikan sebuah bangunan berdiri.

Jadi, apabila dinding bangunan dibangun dengan bata yang saling mengunci saja tanpa diikat dengan kolom struktur maupun kolom praktis, ini sangat berisiko.

Dinding batang memang kuat dan menahan gaya tekan dari atas, tetapi kurang kuat menahan gaya geser dari samping seperti guncangan gempa.

Jika seluruh rumah hanya ditopang oleh dinding bata, itu bisa membuat rumah roboh ketika dinding batanya kolaps.

Menggunakan kolom beton bertulang, tetapi ada kesalahan


 

Dinding bata tidak menggunakan kolom praktis atau jarak antar kolom praktis terlalu jauh. Kolom praktis adalah tiang struktur yang dibuat untuk memperkuat dinding bangunan.

Berbeda dengan kolom utama yang berfungsi untuk menopang balok dan lantai bangunan, kolom praktis fungsinya untuk memperkuat dinding dari gaya geser horizontal.

Kolom praktis wajib ada untuk dinding bata, jaraknya maksimal empat meter atau untuk dinding seluas 9-12 meter persegi.

Bagian bukan seperti pintu dan jendela sebenarnya adalah salah satu titik kritis yang rawan mengalami keruntuhan.

Itulah sebabnya kamu sering melihat adanya ratakan diagonal pada dinding di ujung-ujung kusen.

Seharusnya pada bukan ini kamu memakai kekuatan struktur dengan balok praktis atau penebalan pasangan bata agar ikatan dinding bata semakin kokoh.

Kesalahan pada kolom beton

Sebagai rangka utama yang menjaga keutuhan dan kekokohan bangunan, pembuatan kolom beton bertulang tidak boleh dianggap sepele.

Sebab, seluruh komponen dalam beton bertulang, mulai dari beton, tulangan utama, dan begel sudah memiliki ketentuan masing-masing untuk bisa menjadi kesatuan struktur beton bertulang yang kokoh.

Tulangan utama tidak memadai

Untuk rumah tinggal satu sampai dua lantai, ini biasanya menggunakan tulangan besi berdiameter 10 atau 12 milimeter.

Jika tulangan ini memiliki diameter yang lebih kecil, tentunya akan berpengaruh pada kekuatan beton bertulang, terutama gaya tarik.

Kolom bisa mengalami deformasi bahkan patah yang mengakibatkan keruntuhan pada bangunan.

Tulangan utama memakai besi polos (bukan ulir)


 

Pada daerah yang rawan gempa, tulangan utama sebaiknya menggunakan besi ulir agar ikatan antara beton dan tulang lainnya menjadi semakin baik, terlebih saat terjadinya gempa.

Jika menggunakan besi polos, ditakutkan selimut beton akan mudah terlepas dari tulangan dan membuat kolom runtuh.

Jarak begel atau sengkang terlalu jauh dan tidak dikait 135 derajat

Fungsi dari begal atau sengkang adalah untuk mengikat tulang utama dan menjaga kolom agar tidak mengembang ke arah horizontal.

Karena itulah jarak antar sengkang juga harus diperhatikan, tidak boleh terlalu besar.

Biasanya, jarak antar sengkang ini sekitar 15 cm. Sengkang juga harus dibengkokkan 135 derajat sehingga lingkaran tetap akan mengunci tulangan utama saat terjadi guncangan.

https://www.kompas.com/homey/read/2022/05/25/100500676/7-kesalahan-struktur-yang-membuat-rumah-rawan-roboh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke