Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mencuci Piring dengan Tangan Vs Mesin Pencuci Piring, Mana Lebih Baik?

Walau demikian, tak sedikit orang yang menghindari pekerjaan tersebut. Sebagai solusi, mereka menggunakan mesin pencuci piring daripada mencuci piring dengan tangan. 

Namun, apakah mesin pencuci piring betul-betul efektif membersihkan dan mencuci piring? Manakah yang lebih baik, efisien, dan hemat air?  

Sebetulnya kedua metode mencuci piring tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Banyak dari kita memiliki gagasan kuno tentang kemampuan mesin pencuci piring, tetapi peralatan elektronik ini telah berkembang jauh sejak menjadi perlengkapan rumah tangga pada 1970-an.

Untuk mengetahui lebih lengkap, berikut pro-kontra mencuci piring dengan tangan dan mesin pencuci piring serta metode mana yang ideal untuk berbagai situasi dilansir dari Bobvila, Selasa (8/2/2022). 

Faktanya, Departemen Energi mengamanatkan bahwa mesin pencuci piring berukuran penuh dapat menggunakan maksimal 18 liter air per siklus. Peralatan berperingkat Energy Star membutuhkan penggunaan air lebih rendah, yakni 13,5 liter air per siklus.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan University of Bonn di Jerman, mencuci banyak piring dalam sekaligus dengan tangan menggunakan rata-rata lebih dari 98 liter air. 

Studi ini juga menemukan bahwa metode mencuci piring dengan tangan sangat bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang hanya menggunakan 32 liter air dan sebagian menggunakan 439 liter air. 

Keran dapur rata-rata memiliki laju aliran 8,5 liter air per menit, yang berarti Anda hanya memiliki dua menit untuk mencuci piring—senilai air yang digunakan untuk mesin pencuci piring.

Hampir tidak mungkin menggunakan kurang dari 18 liter air untuk mencuci piring dengan tangan. Fakta hemat air lainnya dari mesin pencuci piring modern adalah Anda tidak perlu membilas piring terlebih dahulu.

Menurut Consumer Reports, mencuci piring sebelumnya dapat membuang sekitar 22 ribu liter air air setiap tahun. 

Sebab, ada sejumlah barang dapur yang tidak ramah terhadap mesin pencuci piring dan harus dicuci dengan tangan seperti talenan kayu, sendok garpu perak, peralatan masak besi cor, pisau koki, dan wajan antilengket.

Selain itu, beberapa peralatan berbahan porselen halus dan keramik buatan tangan juga paling baik dicuci dengan tangan. Banyak orang yang memilih mencuci barang-barang sentimental dengan tangan lantaran tidak ingin mengambil risiko rusak di mesin pencuci piring. 

Ini berarti bahwa mesin pencuci piring adalah pilihan jelas bagi Anda yang memiliki muatan penuh. Namun, bagaimana jika memiliki rumah tangga kecil yang tidak menghasilkan cukup piring untuk sering menjalankannya?

Jika hanya menjalankan mesin pencuci piring setiap dua atau tiga hari, sebaiknya mencuci piring dengan tangan saja. Hal itu karena partikel makanan bisa mengering dan menempel jika piring disimpan lebih dari 24 jam sebelum dibersihkan. 

Jika ini terjadi, mesin pencuci piring mungkin tidak dapat menghilangkan kotoran yang menempel. 

Salah satunya, membersihkan kotoran yang menempel pada peralatan makan dan masak. Contohnya, noda gosong atau  lapisan nasi yang menempel pada panci perlu dibersihkan dengan sedikit minyak siku dulu sebelum mencucinya. 

Mesin pencuci piring bisa membunuh bakteri 

Untuk membunuh bakteri, kebanyakan mesin pencuci piring menggunakan suhu air yang tinggi antara 60 dan 62 derajat Celsius.

Panas tinggi itu tidak dapat dilakukan saat mencuci piring dengan tangan, jadi mungkin ada beberapa jejak bakteri yang masih tertinggal pada peralatan. 

Bahkan, pada suhu yang lebih rendah, mencuci piring dengan tangan dapat merusak tangan dan sabun cuci piring dapat mengeringkan kulit. 

Nah, itu dia kelebihan dan kekurangan mencuci piring dengan tangan semua menggunakan mesin pencuci piring. Soal mana yang terbaik, itu semua kembali pada prefensi dan kebutuhan Anda. 

https://www.kompas.com/homey/read/2022/02/08/141500676/mencuci-piring-dengan-tangan-vs-mesin-pencuci-piring-mana-lebih-baik-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke