Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Jitu Menenangkan Kucing yang Marah

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai hewan, kucing tentu bisa saja marah karena banyak hal. Kamu mungkin pernah menjumpai kucing liar yang tiba-tiba marah, atau, kucingmu yang tadinya manis, juga bisa menunjukkan perilaku ini.

Lalu, mengapa kucing yang tadinya tenang dan manja menjadi pemarah? Berikut adalah beberapa penyebab perilaku marah pada kucing seperti dilansir dari Catster, Sabtu (27/3/2021).

1. Ketakutan dan kecemasan

Kamu akan melihat kucing menjadi ketakutan dan agresif saat mengalami kecemasan.

Dari masalah kecemasan akan perpisahan yang dapat menyebabkan kucing menyerang, kucing-kucing ini hanya mencoba melindungi diri dari bahaya yang tidak diketahui dan potensial.

Kucing yang baru diadopsi, atau teman kucing yang berkunjung, dapat menunjukkan sifat agresif ini.

Kecemasan kucing yang baru diadopsi:

Kecemasan kucing yang sudah lama diadopsi:

Jika kucing tiba-tiba bertingkah ketakutan dan agresif, mungkin ada beberapa alasan untuk perubahan perilakunya. Perubahan rumah tangga dapat menyebabkan ketidakamanan:

  • orang atau hewan baru masuk atau keluar
  • kucing luar untuk dikejar
  • pindah ke lokasi baru

Alasan seperti ini dapat memicu kucing mengamuk dengan cara yang tidak terduga. Bahkan perubahan kecil pun dapat menyebabkan kucing sedikit ketakutan.


2. Kurang atau terlalu banyak stimulasi

Jika kucing tidak mendapatkan perhatian yang cukup atau bahkan terlalu banyak perhatian, dia mungkin merasa kesal. Kamu tidak dapat membawa pulang kucing baru dan membiarkannya sendirian hidup di rumah.

Ada mitos bahwa kucing itu penyendiri dan tidak ingin diganggu oleh orang lain, padahal kucing tetap butuh perhatian dari pemiliknya.

Tetapi, kamu juga harus menyeimbangkan kebutuhan kucing untuk memiliki waktu sendiri.
Kurang stimulasi:

Stimulasi berlebihan:

Biasanya ini terjadi karena kucing terlalu banyak diberi cinta oleh pemiliknya. Karena, ada kalanya kucing Anda mungkin menampar Anda tanpa alasan atau dia menggigit tangan saat kamu mengelusnya, lalu kabur.

Ini adalah reaksi terhadap stimulasi berlebihan. Kucing akan memberi petunjuk halus untuk memberi tahu agar kamu berhenti menyentuhnya, tetapi jika kamu tidak memperhatikannya, kamu mungkin akan melewatkan tanda darinya.

Kucing akan menggigit sebagai upaya terakhir untuk meminta kamu berhenti. Waspadalah juga, jika sudah lama tidak bermain atau berpelukan dengan kucing, ia bisa jadi bosan, memiliki energi yang terpendam, dan mungkin akan menggigit untuk menarik perhatian.

3. Masalah medis dan rasa sakit

Rasa sakit dapat membuat kucing bertindak dengan kepribadian yang tidak normal. Karena perilaku ini menjadi satu-satunya cara yang dia tahu untuk dibiarkan sendiri.

Untuk itu, setiap kali kamu melihat adanya perubahan kepribadian, kamu harus mengunjungi dokter hewan.

Tidak jarang suatu masalah yang dianggap sebagai perilaku ternyata memiliki penyebab medis dan, jika ditangani, akan memperbaiki perilaku agresif tersebut.

4. Cara mengatasinya

Bantu kucing melewati masa-masa agresi dengan terlebih dahulu mencari akar penyebab perilakunya. Jika itu situasional, medis, atau kombinasi keduanya, cara terbaik untuk memperbaiki masalahnya adalah dengan menentukan sumber kecemasan kucing sehingga dapat dikoreksi dengan tepat.

Kunjungilah dokter hewan bila kamu sudah berusaha mengatasinya namun tetap gagal. Jangan berupaya memberi kucing obat-obatan herbal atau yang dijual bebas di pasaran tanpa tahu diagnosis yang sebenarnya.

https://www.kompas.com/homey/read/2021/03/27/080500376/tips-jitu-menenangkan-kucing-yang-marah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke