Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anjing Rabies, Gejala dan Cara Menanganinya

JAKARTA, KOMPAS.com - Disebabkan oleh rabies lyssavirus, rabies adalah infeksi virus yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang semua mamalia, termasuk anjing, kucing, monyet, kelelawar dan manusia.

Dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu, (21/11/2020), anjing telah dan masih menjadi penyebab utama rabies di dunia.

Setiap tahun, lebih dari 50.000 manusia dan jutaan kematian hewan disebabkan oleh rabies di seluruh dunia.

Rabies lazim terjadi di sebagian besar dunia termasuk Afrika, Eropa, Timur Tengah, Amerika dan sebagian besar Asia.

Rabies tidak umum di Jepang, Singapura, Australia, Selandia Baru, Kepulauan Pasifik, Inggris Raya, dan Papua Nugini.

Penyebab rabies pada anjing

Hewan yang mengidap rabies mengeluarkan sejumlah besar virus dalam air liurnya. Rabies ditularkan ke anjing melalui gigitan hewan yang terinfeksi.

Ini juga dapat ditularkan melalui goresan atau ketika air liur bersentuhan dengan luka yang baru dan terbuka. Anjing berisiko tinggi, jika terpapar dengan hewan liar.

Gejala rabies pada anjing

  1. Perubahan perilaku seperti kegelisahan atau ketakutan, yang dapat menyebabkan agresi.
  2. Anjing mungkin menunjukkan tanda-tanda iritasi.
  3. Demam
  4. Anjing mungkin menggigit secara brutal saat menyerang hewan lain dan manusia.
  5. Anjing yang bersemangat mungkin menjadi lebih patuh.
  6. Anjing akan terus menerus menjilat, menggigit dan mengunyah di area tempat digigitnya.
  7. Anjing yang terinfeksi mungkin menjadi hipersensitif terhadap cahaya, sentuhan, dan suara.
  8. Anjing akan bersembunyi di tempat gelap dan memakan hal-hal yang tidak biasa.
  9. Kelumpuhan otot tenggorokan dan rahang, menyebabkan mulut berbusa.
  10. Kehilangan nafsu makan
  11. Kelemahan
  12. Kejang
  13. Kematian mendadak

Masa inkubasi virus adalah dari dua sampai delapan minggu. Namun, penularan virus melalui air liur dapat terjadi paling cepat sepuluh hari sebelum gejala muncul.

Faktor risiko rabies pada anjing

Anjing yang belum menerima vaksinasi dan berkeliaran di luar ruangan tanpa pengawasan berisiko tinggi terinfeksi. Mereka terpapar hewan liar dan terinfeksi oleh anjing atau kucing liar.

Diagnosis rabies pada anjing

Tes antibodi fluoresen langsung digunakan untuk mendiagnosis rabies pada anjing. Namun tes hanya bisa dilakukan setelah hewan tersebut mati, karena memerlukan jaringan otak, sebaiknya batang otak dan otak kecil. Tes ini memakan waktu sekitar 2 jam.

Pengobatan rabies

Tidak ada pengobatan atau obat untuk rabies pada anjing. Anjing yang diduga mengidap penyakit tersebut paling sering di-eutanasia alias disuntik mati.

Bagaimana cara mencegah rabies?

Kamu harus memvaksinasi anjing peliharaanmu dan menanyakan kepada dokter hewan tentang vaksin yang tepat untuk mereka.

Semua anjing dan kucing domestik wajib divaksinasi setelah usia 3 bulan. Mereka membutuhkan booster 1 tahun sejak tanggal tersebut dan mereka umumnya divaksinasi setiap 3 tahun.

Hindari anjing peliharaanmu bersentuhan dengan binatang liar dan jaga agar dia tetap di bawah pengawasanmu.

https://www.kompas.com/homey/read/2020/11/22/085000076/anjing-rabies-gejala-dan-cara-menanganinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke